Model E-procurement & Matriks I argets: Kelebihan dan Kekurangan

E-procurement adalah proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara elektronik melalui internet. Model-model e-procurement yang berbeda memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam artikel ini, kita akan membahas dua model e-procurement yang umum digunakan, yaitu Inventory Procurement System (IPS) dan Direct Procurement System (DPS), serta matriks I argets yang terkait dengan kedua model tersebut. Model IPS memiliki beberapa kelebihan. Pertama, koordinasi persediaan yang lebih baik dapat dicapai melalui penggunaan sistem ini. Dengan adanya sistem yang terintegrasi, perusahaan dapat memantau persediaan mereka dengan lebih efisien, menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan yang tidak perlu. Kedua, pengendalian biaya dapat ditingkatkan melalui kompetisi antara pemasok. Dalam kasus pengadaan yang lebih besar, perusahaan dapat meminta penawaran dari beberapa pemasok dan memilih yang terbaik dari segi harga dan kualitas. Namun, ada juga beberapa kekurangan dalam model IPS. Salah satunya adalah kehilangan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan standar. Dalam beberapa kasus, keputusan pengadaan harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan sebelumnya, yang dapat membatasi kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan kebutuhan mereka. Di sisi lain, model DPS memiliki kelebihan tersendiri. Pertama, administrasi yang lebih otonom dapat dicapai melalui penggunaan model ini. Setiap unit administrasi dapat memiliki kontrol yang lebih besar atas pengadaan mereka sendiri, tanpa harus melalui proses koordinasi yang rumit. Kedua, akses ke pemasok baru dapat ditingkatkan melalui model DPS. Tanpa adanya proses seleksi sebelumnya, perusahaan dapat dengan mudah bekerja sama dengan pemasok baru yang mungkin menawarkan harga atau kualitas yang lebih baik. Namun, ada juga beberapa kekurangan dalam model DPS. Salah satunya adalah kurangnya koordinasi anggaran dan prosedur antar unit administrasi. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseragaman dalam penyelesaian masalah standar dan kurangnya kontrol terhadap korupsi. Matriks I argets adalah alat yang digunakan untuk mengukur kinerja e-procurement dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomi, seperti rasionalitas ekonomi, persaingan, penyederhanaan, dan akuntabilitas. Dalam konteks IPS, matriks I argets dapat membantu perusahaan dalam mengukur efisiensi pengendalian biaya dan koordinasi persediaan. Sedangkan dalam konteks DPS, matriks I argets dapat membantu perusahaan dalam mengukur tingkat otonomi administrasi dan akses ke pemasok baru. Dalam kesimpulan, model-model e-procurement seperti IPS dan DPS memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan model yang tepat harus didasarkan pada kebutuhan dan tujuan perusahaan. Matriks I argets dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja e-procurement dalam mencapai tujuan ekonomi yang diinginkan. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengadopsi e-procurement.