Bintang dan Bulan, Cahaya Terindah\x0a\x0a**

**

"Sakit No... Sakit...," rintih Ara, keringat dingin membasahi keningnya.

Reno, suaminya yang baru berusia 17 tahun, menggenggam erat tangan Ara. Wajahnya pucat, matanya berkaca-kaca. "Gue tau Ra...," bisiknya, suaranya bergetar.

"Lo tau tapi lo gak ngerasain," balas Ara, suaranya terengah-engah.

Bu Bidan, wanita bertubuh kekar dengan senyum hangat, mendekat. "Sabar ya Bu, baru pembukaan 7."

"Sabar sabar, Saya udah nahan dari tadi!," gerutu Ara.

Satu jam berlalu, persalinan Ara belum juga selesai. "No... No....," desah Ara, menahan rasa sakit yang semakin menjadi-jadi.

"Ayo Ra, mengejan!," sorak Reno, menyemangati istrinya.

"Aaaaa.... aaaaaaaa.... aaaaaaa...," Ara mengejan sekuat tenaga.

"Terus!!! Mbak!!!!," Bu Bidan memberi semangat.

"Aaaaaaa....," Ara terus mengejan, keringat membanjiri wajahnya.

Reno menggenggam tangan Ara erat, matanya tak lepas dari wajah istrinya.

Tiba-tiba, kepala bayi mungil muncul. "Udah mau keluar, Mbak!," seru Bu Bidan.

"Aaaaaaa....," Ara mengejan lagi, dan seketika tangisan bayi menggema di ruangan.

"Selamat Mbak, Anda melahirkan bayi laki-laki," ujar Bu Bidan, tersenyum lebar.

"Bintang," bisik Reno, mencium kening Ara.

"Bintang," Ara tersenyum, kelelahan namun bahagia.

Satu jam kemudian, Ara kembali mengejan. "No... No...," desahnya.

"Satu lagi Mbak.....," Bu Bidan mendekat.

"Aaaaaaa....," Ara mengejan sekuat tenaga.

"Selamat Mbak, Anda melahirkan bayi perempuan," ujar Bu Bidan, tersenyum.

"Bulan," bisik Reno, matanya berkaca-kaca.

"Bulan," Ara tersenyum, air mata mengalir di pipinya.

Bintang dan Bulan, cahaya terindah dalam hidup Ara dan Reno. Namun, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Bulan, si bayi perempuan, hanya bertahan 15 menit setelah dilahirkan.

"Kenapa Bulan?," tanya Ara, air matanya mengalir deras.

"Maaf Mbak, Bulan terlalu lemah," jawab Bu Bidan, suaranya bergetar.

Reno memeluk Ara erat, menghiburnya. "Bintang masih ada, Ra. Kita masih punya Bintang."

Bintang tumbuh sehat dan ceria. Setiap hari, Reno dan Ara selalu menceritakan kisah Bulan kepada Bintang. "Bulan adalah kakakmu, Bintang. Dia selalu menjagamu dari surga," kata Reno.

Bintang, kini berusia 7 tahun, selalu tersenyum saat mendengar cerita tentang Bulan. "Kakak Bulan, aku sayang kamu," bisiknya, menatap langit.

Bintang dan Bulan, cahaya terindah dalam hidup Ara dan Reno. Meskipun Bulan telah pergi, cintanya tetap terukir di hati mereka.