Nabastala: Sebuah Refleksi Filosofi Jawa tentang Kehidupan

Nabastala merupakan sebuah konsep filosofi Jawa yang menggambarkan perjalanan hidup manusia. Konsep ini menggambarkan bahwa kehidupan manusia ibarat sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan pasang surut, suka dan duka, serta berbagai macam tantangan. Nabastala mengajarkan kita untuk menerima dan menjalani setiap fase kehidupan dengan penuh kesadaran dan makna.

Memahami Makna Nabastala

Nabastala berasal dari kata "naba" yang berarti "berita" dan "stala" yang berarti "tempat". Secara harfiah, Nabastala dapat diartikan sebagai "tempat berita" atau "tempat informasi". Dalam konteks filosofi Jawa, Nabastala merujuk pada sembilan tempat atau fase kehidupan yang dilalui manusia. Sembilan tempat tersebut adalah:

1. Naba Sala: Masa kanak-kanak, di mana manusia masih polos dan belum mengenal dunia luar.

2. Naba Wasa: Masa remaja, di mana manusia mulai mengenal dunia luar dan merasakan berbagai macam pengalaman baru.

3. Naba Taruna: Masa dewasa muda, di mana manusia mulai membangun karir dan keluarga.

4. Naba Warga: Masa dewasa, di mana manusia telah mencapai puncak kejayaan dan memiliki tanggung jawab yang besar.

5. Naba Ruma: Masa tua, di mana manusia mulai merasakan kelelahan dan kehilangan kekuatan.

6. Naba Jati: Masa menjelang kematian, di mana manusia mulai merenungkan perjalanan hidupnya.

7. Naba Swara: Masa kematian, di mana manusia meninggalkan dunia fana dan menuju alam baka.

8. Naba Loka: Masa di alam baka, di mana manusia menjalani kehidupan baru sesuai dengan amal perbuatannya di dunia.

9. Naba Nirwana: Masa penyatuan dengan Sang Pencipta, di mana manusia mencapai kesempurnaan dan terbebas dari siklus kelahiran dan kematian.

Refleksi Nabastala dalam Kehidupan Sehari-hari

Konsep Nabastala dapat menjadi refleksi bagi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Setiap fase kehidupan memiliki makna dan tantangan tersendiri. Pada masa kanak-kanak, kita diajarkan untuk belajar dan bermain. Pada masa remaja, kita diajarkan untuk menemukan jati diri dan mengembangkan potensi diri. Pada masa dewasa, kita diajarkan untuk bertanggung jawab dan berkontribusi bagi masyarakat. Pada masa tua, kita diajarkan untuk menikmati hasil jerih payah dan berbagi pengalaman dengan generasi muda.

Penerapan Nilai-nilai Nabastala

Nilai-nilai yang terkandung dalam Nabastala dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, dalam berbisnis, kita dapat menerapkan nilai ketekunan dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan. Dalam berkeluarga, kita dapat menerapkan nilai kasih sayang dan saling menghormati untuk membangun keluarga yang harmonis. Dalam bermasyarakat, kita dapat menerapkan nilai gotong royong dan toleransi untuk menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera.

Kesimpulan

Nabastala merupakan konsep filosofi Jawa yang kaya makna dan dapat menjadi panduan bagi kita dalam menjalani kehidupan. Konsep ini mengajarkan kita untuk menerima dan menjalani setiap fase kehidupan dengan penuh kesadaran dan makna. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Nabastala, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.