Teori Gabungan dalam Kasus Nenek Minah

Teori gabungan adalah teori hukum pidana yang menggabungkan prinsip-prinsip relatif (tujuan) dan absolut (pembalasan) sebagai suatu kesatuan. Teori ini mengutamakan perlindungan tata tertib masyarakat dan merupakan dasar pemikiran yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami hukum pidana. Dalam konteks Indonesia, teori gabungan diterapkan dalam kasus Nenek Minah, di mana tindak pidana yang dilakukan dianggap sebagai tindak pidana ringan (tipiring). Dengan menerapkan teori gabungan, pengadilan dapat mempertimbangkan tujuan hukum pidana, yaitu menjaga tata tertib masyarakat, seiring dengan memberikan pembalasan yang adil kepada pelaku tindak pidana. Dalam kasus Nenek Minah, tindak pidana yang dilakukan dianggap ringan dan tidak memenuhi kriteria untuk dinyatakan bersalah secara penuh. Oleh karena itu, pengadilan memutuskan untuk memberikan sanksi yang sesuai dengan tingkat kejahatan yang dilakukan. Penerapan teori gabungan dalam kasus Nenek Minah menunjukkan pentingnya mempertimbangkan tujuan dan pembalasan dalam menentukan sanksi pidana. Dengan demikian, teori gabungan membantu dalam mencapai keadilan dan menjaga tata tertib masyarakat.