Metode Penilaian Persediaan dan Pengaruhnya terhadap Laba Bruto

Metode penilaian persediaan adalah salah satu aspek penting dalam akuntansi yang mempengaruhi perhitungan laba bruto suatu perusahaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas metode penilaian persediaan yang digunakan oleh Fong Sai-Yuk Company dan bagaimana metode tersebut mempengaruhi laba bruto perusahaan.

Pada bulan Januari, Fong Sai-Yuk Company memiliki persediaan awal sebanyak 100 unit dengan harga $5 per unit. Selama bulan tersebut, perusahaan melakukan beberapa transaksi pembelian dan penjualan. Pada tanggal 4, Fong Sai-Yuk Company menjual 80 unit dengan harga $8 per unit. Pada tanggal 11, perusahaan melakukan pembelian sebanyak 150 unit dengan harga $6 per unit. Pada tanggal 13, perusahaan menjual 120 unit dengan harga $8.75 per unit. Pada tanggal 20, perusahaan melakukan pembelian sebanyak 160 unit dengan harga $7 per unit. Terakhir, pada tanggal 27, perusahaan menjual 100 unit dengan harga $9 per unit.

Untuk menghitung persediaan barang pada tanggal 31 Januari 2017, kita akan menggunakan metode FIFO (First-In, First-Out), LIFO (Last-In, First-Out), dan Weighted Average.

a. Metode FIFO:

Dalam metode FIFO, asumsi yang digunakan adalah barang yang pertama kali masuk adalah barang yang pertama kali keluar. Berdasarkan transaksi yang terjadi, persediaan barang pada tanggal 31 Januari 2017 adalah sebagai berikut:

- Persediaan awal: 100 unit x $5 = $500

- Pembelian tanggal 11: 150 unit x $6 = $900

- Penjualan tanggal 4: 80 unit x $8 = $640

- Penjualan tanggal 13: 20 unit x $8.75 = $175

- Penjualan tanggal 27: 100 unit x $9 = $900

Total persediaan barang pada tanggal 31 Januari 2017 (metode FIFO) = $500 + $900 - $640 - $175 - $900 = $685

b. Metode LIFO:

Dalam metode LIFO, asumsi yang digunakan adalah barang yang terakhir masuk adalah barang yang pertama kali keluar. Berdasarkan transaksi yang terjadi, persediaan barang pada tanggal 31 Januari 2017 adalah sebagai berikut:

- Persediaan awal: 100 unit x $5 = $500

- Pembelian tanggal 20: 160 unit x $7 = $1120

- Penjualan tanggal 27: 100 unit x $9 = $900

- Penjualan tanggal 13: 20 unit x $8.75 = $175

- Penjualan tanggal 4: 80 unit x $8 = $640

Total persediaan barang pada tanggal 31 Januari 2017 (metode LIFO) = $500 + $1120 - $900 - $175 - $640 = $905

c. Metode Weighted Average:

Dalam metode Weighted Average, harga rata-rata per unit dihitung berdasarkan total biaya persediaan dibagi dengan total unit persediaan. Berdasarkan transaksi yang terjadi, persediaan barang pada tanggal 31 Januari 2017 adalah sebagai berikut:

- Persediaan awal: 100 unit x $5 = $500

- Pembelian tanggal 11: 150 unit x $6 = $900

- Pembelian tanggal 20: 160 unit x $7 = $1120

- Penjualan tanggal 4: 80 unit x $8 = $640

- Penjualan tanggal 13: 20 unit x $8.75 = $175

- Penjualan tanggal 27: 100 unit x $9 = $900

Total biaya persediaan = $500 + $900 + $1120 = $2520

Total unit persediaan = 100 + 150 + 160 = 410

Harga rata-rata per unit = $2520 / 410 = $6.14

Total persediaan barang pada tanggal 31 Januari 2017 (metode Weighted Average) = 410 unit x $6.14 = $2515.40

Setelah menghitung persediaan barang dengan menggunakan metode FIFO, LIFO, dan Weighted Average, kita dapat melihat bahwa hasilnya berbeda-beda. Hal ini akan mempengaruhi perhitungan laba bruto perusahaan.

Untuk menghitung laba bruto, kita perlu mengurangi biaya persediaan dari pendapatan penjualan. Namun, dalam artikel ini, kita hanya fokus pada metode penilaian persediaan dan tidak membahas perhitungan laba bruto secara detail.

Dalam artikel ini, kita telah membahas metode penilaian persediaan yang digunakan oleh Fong Sai-Yuk Company, yaitu FIFO, LIFO, dan Weighted Average. Kita juga telah melihat bagaimana metode tersebut mempengaruhi perhitungan persediaan barang pada tanggal 31 Januari 2017. Penting untuk memahami metode penilaian persediaan yang digunakan oleh perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola persediaan dan mengoptimalkan laba bruto perusahaan.