Kelemahan Sistem Keamanan Media Sosial: Kriminalitas Data Pelanggan\x0a\x0a2.

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain, berbagi pengalaman, dan mengakses berbagai layanan. Namun, di balik kemudahan akses dan konektivitas yang ditawarkan, media sosial juga menghadapi tantangan serius dalam hal keamanan data pelanggan. Insiden pencurian data oleh hacker telah menjadi masalah yang semakin umum, menunjukkan kelemahan sistem keamanan media sosial yang ketinggalan zaman.

Pernyataan (1) menyatakan bahwa media sosial dapat dituntut menurut hukum yang berlaku di Indonesia. Ini benar karena hukum memberikan batasan dan tanggung jawab kepada perusahaan media sosial untuk melindungi data pelanggan mereka. Dalam beberapa kasus, perusahaan media sosial dapat dikenakan sanksi hukum jika mereka gagal melindungi data pelanggan dengan aman.

Pernyataan (2) menyatakan bahwa hukum dapat menjerat hacker tetapi tidak dengan media sosial tersebut. Ini juga benar karena hukum sering kali tidak memberikan perlindungan yang sama kepada perusahaan media sosial seperti yang diberikan kepada individu hacker. Perusahaan media sosial harus bertanggung jawab atas kebocoran data mereka dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Pernyataan (3) menyatakan bahwa insiden tersebut bukan sebuah pelanggaran privasi. Ini tidak benar karena insiden pencurian data oleh hacker secara langsung melibatkan pelanggaran privasi pelanggan. Data pribadi seperti alamat email, nomor telepon, dan informasi pribadi lainnya adalah hak pribadi individu yang harus dilindungi dengan aman.

Pernyataan (4) menyatakan bahwa media sosial harus bertanggung jawab atas insiden ini. Ini benar karena perusahaan media sosial memiliki tanggung jawab moral dan etis untuk melindungi data pelanggan mereka dengan aman. Mereka harus meng