Dampak Utang Negara terhadap Rakyat Menderit

Pendahuluan: Utang negara Indonesia terus meningkat, namun masih dalam batas aman. Kekurangan dana dalam negeri menjadi alasan utang luar negeri (ULN). Pada Mei 2024, total utang mencapai Rp 8.353 triliun, sebagian besar dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Bagian 1: Peningkatan Utang Negara Utang negara Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada Mei 2024, total utang mencapai Rp 8.353 triliun. Peningkatan ini disebabkan oleh kekurangan dana dalam negeri yang memaksa Indonesia untuk melakukan utang luar negeri (ULN). Sejak masa orde lama, Indonesia mulai melakukan ULN dengan tujuan menambah sokongan dana untuk melunasi kekurangan dana pembangunan yang tidak bisa dipenuhi dalam negeri. Bagian 2: Rasio Utang terhadap PDB Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia berada di angka 38,71%. Meskipun angka ini masih berada di bawah batas aman 60% sesuai ketentuan undang-undang, namun perlu diperhatikan bahwa rasio ini meningkat dari sekitar 29-30% pada akhir tahun 2019. Peningkatan ini disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 dan ketidakpastian global yang berkepanjangan. Bagian 3: Perbandingan dengan Negara-negara Maju dan Berkembang Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Indonesia, membandingkan situasi Indonesia dengan negara-negara maju dan berkembang. Utang Indonesia terhadap PDB tercatat sebesar 39,57% pada 2022. Angka ini cukup rendah dibandingkan dengan Tiongkok yang sebesar 76,89%, India 83,4%, Malaysia 69,56%, Thailand 61,45%, Filipina 59,27%, Brasil 88,9% dan Afrika Selatan 67,99%. Di negara-negara maju, rasio utang terhadap PDB meningkat dari sekitar 70% menjadi 112% akibat pandemi dan ketidakpastian global yang berkepanjangan. Sementara itu, di negara-negara berkembang, rasio ini naik dari 47% menjadi 71%. Kesimpulan: Meskipun utang negara Indonesia terus meningkat, namun masih dalam batas aman. Peningkatan ini disebabkan oleh kekurangan dana dalam negeri yang memaksa Indonesia untuk melakukan utang luar negeri. Perbandingan rasio utang terhadap PDB menunjukkan bahwa Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara maju dan berkembang. Namun, perlu diperhatikan bahwa peningkatan rasio ini disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 dan ketidakpastian global yang berkepanjangan.