Perkembangan Seni Terapan di Indonesia pada Masa Pasca Pleistosen

Pada masa pasca pleistosen di Indonesia, terdapat tiga tradisi utama dalam pembuatan alat-alat, yaitu tradisi serpih jikah, tradisi alat tulang, dan tradisi kapak genggam Sumatra. Selain itu, juga ditemukan peninggalan seni lukis yang menarik perhatian para peneliti. Salah satu temuan yang menarik adalah peninggalan seni lukis yang ditemukan oleh C. H. M. Heeren-Palm di gua Leang Pattae di Sulawesi Selatan. Temuan ini memberikan gambaran bahwa pada masa itu, seni terapan dan seni rupa sudah mulai berkembang. Selain itu, peninggalan seni lukis juga ditemukan di gua Burung oleh van Heekeren, di gua Jarie oleh C.J.H. Franssen, serta di beberapa lokasi di Maluku dan Muna. Selain seni lukis, keberadaan tradisi seni terapan juga dapat dijelaskan melalui temuan benda gerabah. Manusia mulai mengenal kebudayaan bercocok tanam, dan budaya seni gerabah mulai tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Contohnya adalah Kendenglembu di Banyuwangi, Kelapa Dua di Bogor, Serpong di Tangerang, Kalumpang dan Minanga Sipakka di Sulawesi, Danau Bandung, Paso di Minahasa, dan daerah lainnya. Peninggalan seni gerabah Indonesia pada masa itu masih sederhana, karena belum menggunakan roda putar atau tatap batu. Semua pembuatan gerabah dilakukan dengan tangan. Dengan temuan-temuan ini, kita dapat melihat perkembangan seni terapan di Indonesia pada masa pasca pleistosen. Seni lukis dan seni gerabah menjadi bukti bahwa pada masa itu, manusia sudah memiliki keahlian dalam menciptakan karya seni yang bermakna.