Sumber-Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Sebuah Tinjauan Komprehensif

Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim yang berpusat di pulau Sumatera, Indonesia, mencapai puncak kejayaannya antara abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kejayaan kerajaan ini meninggalkan jejak sejarah yang kaya, terukir dalam berbagai sumber sejarah. Sumber-sumber ini, baik dari dalam maupun luar negeri, menjadi jendela untuk memahami kebesaran dan kompleksitas peradaban Sriwijaya.

Bukti Epigrafi: Prasasti-Prasasti yang Mengungkap Kekuasaan

Salah satu sumber terpenting untuk merekonstruksi sejarah Sriwijaya adalah prasasti-prasasti. Prasasti-prasasti ini, umumnya ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dengan aksara Pallawa, tersebar di berbagai wilayah yang pernah berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Prasasti Kedukan Bukit (683 M), misalnya, menandai tahun pendirian Sriwijaya dan penaklukan daerah sekitarnya oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Prasasti Talang Tuwo (684 M) memberikan gambaran tentang kehidupan religius dan sosial masyarakat Sriwijaya, termasuk pembangunan taman Sriwijaya yang megah. Sementara itu, Prasasti Kota Kapur (686 M) menunjukkan perluasan kekuasaan Sriwijaya ke wilayah Pulau Bangka.

Catatan Perjalanan: Kisah Para Penjelajah Asing

Sumber-sumber sejarah Sriwijaya tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari catatan perjalanan para penjelajah asing yang singgah di Sriwijaya. Catatan-catatan ini memberikan perspektif yang berbeda tentang Sriwijaya, dilihat dari kacamata orang luar. I-Tsing, seorang biksu Buddha dari Tiongkok, menggambarkan Sriwijaya sebagai pusat pembelajaran agama Buddha yang penting. Ia singgah di Sriwijaya pada tahun 671 M dalam perjalannya ke India untuk belajar agama Buddha. Selama 12 tahun, I-Tsing tinggal di Sriwijaya untuk memperdalam ilmunya dan menerjemahkan kitab suci Buddha.

Bukti Arkeologi: Menggali Jejak-Jejak Kebudayaan

Penggalian arkeologi di berbagai situs yang terkait dengan Sriwijaya telah mengungkap berbagai artefak berharga yang melengkapi pemahaman kita tentang kerajaan maritim ini. Penemuan keramik Tiongkok dari berbagai dinasti, misalnya, menunjukkan jaringan perdagangan Sriwijaya yang luas. Selain itu, penemuan patung-patung Buddha, stupa, dan vihara menegaskan peran Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara.

Relief Candi Borobudur: Kisah Sriwijaya dalam Bingkai Relief

Candi Borobudur, mahakarya arsitektur Buddha di Jawa Tengah, juga menyimpan relief yang menggambarkan Sriwijaya. Relief-relief di kaki candi ini menceritakan kisah kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa lampau, termasuk kapal-kapal berlayar yang diduga kuat menggambarkan armada laut Sriwijaya. Relief ini memberikan gambaran visual tentang kehebatan maritim Sriwijaya dan aktivitas perdagangannya yang ramai.

Sumber-sumber sejarah Sriwijaya, baik yang berupa prasasti, catatan perjalanan, maupun bukti arkeologi, memberikan gambaran yang komprehensif tentang kerajaan maritim ini. Melalui studi yang mendalam terhadap sumber-sumber ini, kita dapat merekonstruksi sejarah Sriwijaya, memahami sistem pemerintahannya, kehidupan sosial dan budayanya, serta perannya dalam jaringan perdagangan internasional pada masanya.