Bagaimana Aliran Khawarij Berbeda dengan Aliran Islam Lainnya?

Dalam sejarah Islam, terdapat berbagai aliran pemikiran yang berkembang, masing-masing dengan interpretasi dan pemahamannya sendiri tentang ajaran Islam. Salah satu aliran yang menarik perhatian adalah aliran Khawarij, yang dikenal karena pandangannya yang keras dan berbeda dengan aliran Islam lainnya. Aliran ini muncul pada masa awal Islam, dan meskipun pengaruhnya tidak sebesar aliran Sunni dan Syiah, namun pemikirannya tetap menjadi topik diskusi dan perdebatan hingga saat ini. Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara aliran Khawarij dengan aliran Islam lainnya, khususnya Sunni dan Syiah, dengan fokus pada aspek-aspek kunci yang membedakan mereka.

Pandangan Khawarij tentang Kekhalifahan

Aliran Khawarij dikenal karena penolakannya terhadap kekhalifahan yang dipegang oleh Ali bin Abi Thalib setelah kematian Khalifah Utsman bin Affan. Mereka berpendapat bahwa kepemimpinan dalam Islam harus dipegang oleh orang yang paling bertakwa dan berilmu, terlepas dari keturunan atau status sosialnya. Aliran Khawarij menolak kepemimpinan Ali karena menganggapnya telah melakukan kesalahan dalam kasus perdamaian dengan Muawiyah, yang dianggap sebagai pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip Islam. Pandangan ini berbeda dengan aliran Sunni yang menerima kepemimpinan Ali sebagai khalifah keempat, dan aliran Syiah yang menganggap Ali sebagai khalifah yang sah dan menolak kepemimpinan tiga khalifah sebelumnya.

Konsep Tauhid dan Keadilan dalam Khawarij

Aliran Khawarij memiliki pandangan yang unik tentang tauhid dan keadilan. Mereka menekankan bahwa tauhid hanya dapat dicapai dengan mematuhi hukum Allah secara penuh dan tanpa kompromi. Mereka menganggap bahwa setiap orang yang melakukan dosa besar, seperti membunuh orang yang tidak berdosa atau berzina, telah keluar dari Islam dan menjadi kafir. Pandangan ini berbeda dengan aliran Sunni dan Syiah yang menganggap bahwa dosa besar tidak serta merta membuat seseorang keluar dari Islam. Aliran Khawarij juga sangat menekankan keadilan dan menganggap bahwa setiap orang harus diperlakukan sama di hadapan hukum, tanpa memandang status sosial atau kekayaan.

Perbedaan dalam Hal Hukum dan Ibadah

Aliran Khawarij memiliki beberapa perbedaan dalam hal hukum dan ibadah dibandingkan dengan aliran Sunni dan Syiah. Misalnya, mereka menolak penggunaan analogi (qiyas) dalam menetapkan hukum, dan hanya berpegang pada Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad. Mereka juga menolak penggunaan hadits yang dianggap lemah atau tidak sahih. Dalam hal ibadah, aliran Khawarij memiliki beberapa praktik yang berbeda, seperti menolak shalat Jumat dan shalat Idul Fitri.

Dampak dan Pengaruh Aliran Khawarij

Meskipun aliran Khawarij tidak memiliki pengaruh yang besar dalam sejarah Islam, namun pemikiran mereka tetap menjadi topik diskusi dan perdebatan. Pandangan mereka tentang tauhid, keadilan, dan kekhalifahan telah mempengaruhi beberapa kelompok Islam lainnya, dan beberapa ide mereka masih dianut oleh beberapa kelompok kecil hingga saat ini. Aliran Khawarij juga memiliki peran penting dalam sejarah Islam karena mereka merupakan salah satu kelompok pertama yang menentang kekuasaan politik dan menuntut keadilan sosial.

Kesimpulan

Aliran Khawarij memiliki pandangan yang berbeda dengan aliran Islam lainnya, khususnya Sunni dan Syiah, dalam hal kekhalifahan, tauhid, keadilan, hukum, dan ibadah. Meskipun pengaruhnya tidak sebesar aliran Sunni dan Syiah, namun pemikiran mereka tetap menjadi topik diskusi dan perdebatan hingga saat ini. Pandangan mereka tentang tauhid, keadilan, dan kekhalifahan telah mempengaruhi beberapa kelompok Islam lainnya, dan beberapa ide mereka masih dianut oleh beberapa kelompok kecil hingga saat ini.