**\x0a - "Kagum yang Terkubur: Mengatasi Kehilangan Cahaya dalam Pemahaman"\x0a\x0a2. **Isi Makalah:**\x0a\x0a *

*

Aku pernah bilang, kan, bahwa kamu menakjubkan? Seluruh syairku tak pernah mampu mengabadikan kamu; dia memberontak sebab tidak ada diksi yang mampu mewakili sinar cahaya mengenai kamu. Setumpuk kagumku bermetafora sebagai jalan panjang untuk mendoakanmu tanpa putus; setiap hari.

Namun pada suatu hari, bentuk kagumku tidak lagi ditemukan di mana-mana. Dia tidak lagi berserakan di jalan, tidak tersusun rapi di dalam paragrafku, tidak lagi ditemukan eksistensinya di mana pun. Sebab bentuknya sudah terkurung dalam peti mati, terkubur dalam tanah setelah upacara simbolis yang menyatakan tugasku untuk mengagumi sudah purna dan perlu ditamatkan.

Aku pernah bilang, kan, suatu saat aku akan kelelahan dirundung kagum seorang diri? Sebab setiap kagumku bermuara, kamu tak pernah punya tempat pemberhentian untuk mempersilakan. Mengagumi yang diusahakan seorang diri adalah kelelahan yang...

*Argumen Argumentatif:*

Dalam konteks pemahaman dan penghargaan terhadap sesuatu yang luar biasa atau menakjubkan, kita sering kali merasa kelelahan saat berusaha mengungkapkan dan mengekspresikan kagum kita secara mandiri. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana mengatasi kehilangan cahaya dalam pemahaman dan bagaimana kita dapat melanjutkan perjalanan penghargaan tanpa kehilangan semangat.

*Pengembangan Argumen:*

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa setiap ungkapan kagum adalah sebuah upaya untuk menciptakan sebuah gambaran atau metafora tentang apa yang telah kita lihat atau alami. Ketika kita menc