Masa Bercocok Tanam

Pendahuluan: Pada masa bercocok tanam, manusia praaksara meninggalkan kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan untuk mengembangkan kehidupan bercocok tanam. Masyarakatnya mulai menetap di suatu tempat dan menjinakkan hewan untuk diternak. Bagian: ① Kehidupan Sosial Budaya: Pada masa bercocok tanam, kehidupan sosial semakin kompleks. Masyarakat membentuk desa-desa kecil sebagai tempat permukiman. Desa-desa tersebut awalnya terdiri dari rumah kecil berbentuk melingkar dengan atap dari daun-daunan. Kemudian, rumah-rumah berkembang menjadi rumah panggung besar yang dihuni oleh beberapa keluarga inti. Kegiatan sosial budaya yang utama adalah gotong royong, di mana masyarakat saling membantu dalam bidang pertanian dan bidang lainnya. ② Sistem Kepemimpinan: Pada masa ini, masyarakat sudah mengenal sistem kepemimpinan yang dipimpin oleh seorang kepala suku. Pemilihan kepala suku dilakukan melalui musyawarah di antara sesamanya berdasarkan kelebihan yang dimiliki. Sistem ini dikenal dengan istilah primus interpares. ③ Perkembangan Desa: Desa-desa pada masa bercocok tanam berkembang dari rumah kecil berbentuk melingkar menjadi rumah panggung besar berbentuk persegi panjang. Di bagian bawah rumah digunakan untuk memelihara hewan ternak. Perkembangan desa ini mencerminkan kemajuan masyarakat dalam mengatur dan memanfaatkan lingkungan sekitar. Kesimpulan: Pada masa bercocok tanam, manusia praaksara meninggalkan kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan untuk mengembangkan kehidupan bercocok tanam. Kehidupan sosial budaya semakin kompleks dengan adanya desa-desa kecil dan kegiatan gotong royong. Sistem kepemimpinan primus interpares juga mulai dikenal pada masa ini. Perkembangan desa mencerminkan kemajuan masyarakat dalam mengatur dan memanfaatkan lingkungan sekitar.