Membangun Toleransi dan Menghormati Perbedaan di Dunia Maya: Sebuah Refleksi atas Kasus Perundungan di Lyoko **

** Kasus perundungan yang dialami Keke Boru Sitompul di Lyoko, seperti yang diungkapkan oleh Nantulang/Tante Masni Boru Hutahaean, merupakan sebuah fenomena yang memprihatinkan. Perundungan, baik di dunia nyata maupun dunia maya, merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan harus ditindak tegas. Perundungan yang dilakukan oleh Ejen M.A.T.A. terhadap Keke Boru Sitompul, yang didasari oleh perbedaan pandangan politik, menunjukkan betapa pentingnya membangun toleransi dan menghormati perbedaan di dunia maya. Setiap individu memiliki hak untuk memiliki pandangan politik yang berbeda, dan tidak seharusnya menjadi alasan untuk melakukan tindakan kekerasan atau perundungan. Perlu diingat bahwa dunia maya bukanlah tempat untuk menyebarkan kebencian dan permusuhan. Sebagai pengguna internet, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ruang digital yang aman, inklusif, dan penuh dengan rasa hormat. Kasus ini juga mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan karakter dan literasi digital. Mendidik generasi muda untuk memahami nilai-nilai toleransi, empati, dan menghormati perbedaan sangat penting untuk mencegah terjadinya perundungan di dunia maya. Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan membangun budaya digital yang positif. Mari kita ciptakan dunia maya yang penuh dengan kasih sayang, toleransi, dan saling menghormati.