Paradigma Lama vs. Paradigma Baru: Membangun Pembelajaran PKN yang Bermakna di SD **

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di Sekolah Dasar (SD) memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai luhur generasi muda. Seiring perkembangan zaman, pendekatan pembelajaran PKN pun mengalami transformasi dari paradigma lama ke paradigma baru. Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada fokus dan metode yang diterapkan. Paradigma Lama: * Fokus: Berpusat pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. * Metode: Dominasi ceramah, hafalan, dan tes tertulis. * Kelemahan: Pembelajaran cenderung pasif, kurang memotivasi siswa, dan tidak relevan dengan kehidupan nyata. Paradigma Baru: * Fokus: Berpusat pada siswa sebagai subjek belajar aktif. * Metode: Pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berbasis proyek. * Kelebihan: Meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab. Contoh Penerapan: * Paradigma Lama: Guru menjelaskan materi tentang Pancasila dengan metode ceramah dan meminta siswa menghafal sila-sila Pancasila. * Paradigma Baru: Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, membuat proyek tentang penerapan Pancasila di lingkungan sekolah, atau melakukan simulasi pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Kesimpulan:** Perbedaan mendasar antara paradigma lama dan paradigma baru dalam pembelajaran PKN terletak pada fokus dan metode yang diterapkan. Paradigma baru yang berpusat pada siswa dan menekankan pembelajaran aktif lebih efektif dalam membangun pemahaman dan karakter siswa yang bermakna. Penerapan paradigma baru dalam pembelajaran PKN di SD diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menjadi warga negara yang bertanggung jawab.