Politik Apartheid: Latar Belakang dan Penentangan Global

Politik apartheid, yang diberlakukan di Afrika Selatan dari tahun 1948 hingga 1994, adalah sistem rasialis yang memisahkan ras kulit putih dan kulit hitam secara hukum. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk mempertahankan supremasi ras kulit putih dan mengekang hak-hak dan kebebasan ras kulit hitam. Latar belakang politik apartheid dapat ditelusuri ke masa kolonialisme di Afrika Selatan. Pada abad ke-17, Belanda mendirikan koloni di Tanjung Harapan dan mulai membawa budak dari Afrika untuk bekerja di pertanian mereka. Setelah itu, Inggris mengambil alih kendali koloni dan memperkenalkan kebijakan segregasi rasial yang lebih ketat. Namun, politik apartheid baru benar-benar diberlakukan setelah Partai Nasionalis Afrika Selatan memenangkan pemilihan tahun 1948. Pemerintah yang baru ini mengesahkan undang-undang yang memisahkan ras kulit putih dan kulit hitam dalam semua aspek kehidupan, termasuk perumahan, pendidikan, pekerjaan, dan akses ke layanan publik. Politik apartheid segera menuai penentangan, baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia. Di Afrika Selatan, gerakan anti-apartheid mulai muncul, dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Nelson Mandela dan Oliver Tambo. Mereka memperjuangkan kesetaraan rasial, kebebasan politik, dan hak asasi manusia. Di luar Afrika Selatan, negara-negara lain juga mengutuk politik apartheid dan memberlakukan sanksi ekonomi terhadap negara tersebut. Organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Gerakan Non-Blok juga mengambil sikap tegas terhadap apartheid, menyatakan bahwa kebijakan ini melanggar prinsip-prinsip dasar kemanusiaan. Penentangan global terhadap apartheid juga terlihat dalam gerakan divestasi, di mana institusi-institusi keuangan dan perusahaan-perusahaan multinasional menarik investasi mereka dari Afrika Selatan sebagai bentuk protes. Gerakan ini memberikan tekanan ekonomi yang signifikan pada rezim apartheid dan mempercepat perubahan politik di negara tersebut. Pada tahun 1994, setelah bertahun-tahun perjuangan dan tekanan internasional, apartheid akhirnya dihapuskan di Afrika Selatan. Nelson Mandela, yang sebelumnya dipenjara selama 27 tahun karena aktivitas anti-apartheid, menjadi presiden pertama yang dipilih secara demokratis di negara tersebut. Politik apartheid adalah contoh nyata dari ketidakadilan dan diskriminasi rasial yang harus ditentang. Melalui penentangan global dan perjuangan dalam negeri, sistem ini akhirnya dihapuskan, membawa harapan akan masa depan yang lebih adil dan setara bagi semua orang di Afrika Selatan.