Kepergian Ibu dan Ketabahan Ayah

Kisah ini dimulai dengan kepergian mendadak ibu yang sehat dan bugar. Ibu baru saja selesai mandi dan berencana berbaring sebentar menunggu azan Asar. Namun, takdir berkata lain. Ibu tak pernah bangun lagi. Kepergian ini meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, terutama ayah yang telah bersama ibu selama lebih dari 50 tahun. Selama 40 hari setelah kepergian ibu, ayah terlihat murung di ambang jendela. Matanya tampak kosong, dan mulutnya bergerak tanpa suara. Namun, sesuatu yang aneh terjadi setelah 40 hari berlalu. Ayah tiba-tiba kembali seperti sedia kala, seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa. Setelah salat Subuh, ayah melantunkan ayat-ayat suci dengan merdu. Kemudian, ia mengambil kotak papan untuk berjualan minuman ringan dan berjalan terhuyung-huyung ke pasar. Di sana, ia berdiri di pinggir jalan bersama orang-orang kecil lainnya, menunggu truk tambang untuk menumpang ke Stadion Belantik. Kehilangan ibu membuatku semakin kagum pada ayah. Tidak mudah bagi seseorang untuk kehilangan pasangan yang selalu bersama selama lebih dari 50 tahun. Ayahku mampu mengatasi kehilangan yang begitu besar. Ia meliputi kerinduan pada ibu dengan mengunjungi makamnya setiap Jumat sore dan selalu memanjatkan doa untuk ibu siang dan malam. Melihat ketabahan ayah, aku berharap jika suatu hari nanti aku menemukan cinta, aku dapat mencintai pasanganku dengan sekuat ayah mencintai ibu. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa jika aku mengalami kesedihan, aku tidak akan membiarkannya berlarut-larut lebih dari 40 hari. Aku ingin menjadi tabah seperti ayahku. Namun, pertanyaan yang muncul adalah, akankah nasib memberiku cinta? Ayahku saat ini berusia 70 tahun dan kami adalah keluarga dengan lima bersaudara. Aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Abang tertuaku adalah orang yang pandai. Ia menonjol di jurusan Tambang Sekolah Teknik PN Timah dan juga sukses dalam pekerjaannya. Ia bekerja di kantor eksplorasi PN Timah. Pangkatnya? Aku tidak tahu. Kisah ini mengajarkan kita tentang kekuatan ketabahan dan cinta yang tak tergoyahkan. Ayahku adalah contoh nyata bagaimana seseorang dapat mengatasi kehilangan yang besar dan tetap tegar di tengah kesedihan. Semoga kita semua dapat belajar dari ketabahan ayahku dan menemukan cinta yang tulus dalam hidup kita.