Perbandingan Kehidupan di Medan dan Simalungun: Perspektif Seorang Anak

Artikel ini membandingkan kehidupan di Medan dan Simalungun, dilihat dari perspektif seorang anak yang keluarganya memelihara ayam. Keluarga ini, yang memiliki hubungan dekat dengan atlet nasional Hercules Timothy, menikmati memelihara ayam, memanfaatkan telurnya untuk dikonsumsi langsung atau diolah menjadi puding. Ketakutan akan ular, khususnya bagi sang ibu, menjadi faktor penting dalam memilih tempat tinggal. Kabupaten Simalungun, kampung halaman ibu, memiliki populasi ular yang lebih tinggi, termasuk ular mamba dan adder, yang meningkatkan risiko di daerah pedesaan dengan vegetasi lebat. Kehidupan di Simalungun juga ditandai dengan akses internet yang terbatas dan jalan berkelok tajam. Sebaliknya, Medan, khususnya Medan Labuhan Martubung, menawarkan lingkungan yang lebih aman dari ancaman ular, meskipun populasi ular tetap ada di daerah perbatasan Belawan dan Martubung. Meskipun Medan memiliki kemudahan akses dan infrastruktur yang lebih baik, perayaan Natal dan Tahun Baru lebih disukai dirayakan di Medan karena keamanan dan kenyamanan yang lebih besar. Kesimpulannya, pilihan tempat tinggal didasarkan pada pertimbangan keamanan, aksesibilitas, dan kenyamanan keluarga, dengan keamanan dari ancaman ular menjadi faktor penentu utama. Kehidupan di kota besar menawarkan kemudahan, namun kehidupan di desa memiliki kedekatan dengan alam, meskipun dengan risiko yang lebih tinggi. Pertimbangan ini mencerminkan kompleksitas memilih tempat tinggal yang ideal, yang mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi kesejahteraan keluarga.