Grebeg Maulud: Tradisi Berburu Berkah di Keraton Yogyakart

Grebeg Maulud adalah salah satu tradisi yang digelar di Keraton Yogyakarta setiap tahunnya. Pada hari Kamis, 24 Desember 2015, ribuan warga memadati Alun-alun Utara Yogyakarta, terutama di kompleks Masjid Agung Kauman, untuk menyaksikan dan ikut dalam tradisi ini. Tradisi Grebeg Maulud memiliki daya tarik yang kuat bagi masyarakat, sehingga ada yang sengaja datang dari luar daerah untuk berpartisipasi dalam acara ini. Salah satu hal yang membuat Grebeg Maulud menjadi istimewa adalah kehadiran empat ekor gajah dari Kebun Binatang Gembiraloka. Gajah-gajah ini sengaja didatangkan untuk menjadi bagian dari prosesi Grebeg Maulud. Selain itu, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga membuat tujuh gunungan yang menjadi pusat perhatian dalam acara ini. Tiga gunungan di antaranya adalah gunung lanang, satu dibawa ke Puro Pakualaman, dan dua lainnya diarak menuju Masjid Agung Kauman sebelum dibawa ke Kepatihan. Ada juga gunungan wadon, satu gunungan gepak, satu gunungan dharat, dan satu gunung powuhan. Prosesi Grebeg Maulud dimulai sekitar pukul 11.00 WIB, ketika gunungan-gunungan tersebut diarak menuju Masjid Agung Kauman. Namun, sebelum gunungan-gunungan tersebut selesai didoakan, warga sudah menyerbu untuk merebut ubo rampe gunungan. Hal ini menyebabkan sejumlah insiden kecelakaan kecil yang tidak dapat dihindari. Beberapa warga mengalami cedera ringan akibat desakan dan kegencetan saat merebut gunungan. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi semangat warga untuk berpartisipasi dalam tradisi ini. Tradisi Grebeg Maulud tidak hanya melibatkan warga dari berbagai usia dan jenis kelamin, tetapi juga memiliki makna yang mendalam bagi mereka. Beberapa warga berharap dapat mendapatkan berkah dari bagian gunungan yang mereka rebut. Seorang warga bernama Mujiyono, yang sudah berusia 60 tahun, mengaku tidak pernah melewatkan tradisi Grebeg Maulud. Baginya, tradisi ini memiliki makna spiritual dan juga berdampak positif bagi hasil panen di sawahnya. "Ini buat sawah, biar padinya gemuk-gemuk. Panennya melimpah," ujarnya sambil memunguti sisa-sisa gunungan yang rontok di lantai halaman masjid. Grebeg Maulud merupakan salah satu tradisi yang memperkaya budaya dan warisan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang untuk berburu berkah, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan antara masyarakat dengan Keraton. Meskipun terdapat insiden kecil dalam prosesi Grebeg Maulud, semangat dan antusiasme warga tetap tinggi. Tradisi ini menjadi bukti bahwa kekayaan budaya dan tradisi masih sangat dihargai dan dilestarikan oleh masyarakat Yogyakarta.