Hubungan Sila Keempat Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Sila keempat Pancasila memiliki hubungan yang erat dengan pokok pikiran pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan", menekankan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam proses pengambilan keputusan negara. Hal ini sejalan dengan semangat pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang menegaskan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Pada sila keempat, terdapat dua aspek yang saling terkait dengan pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Pertama, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan" menggarisbawahi pentingnya kebijaksanaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan rakyat. Hal ini sejalan dengan semangat pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang menekankan perlunya kebijaksanaan dalam menjalankan pemerintahan dan mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, "Permusyawaratan/Perwakilan" menekankan pentingnya partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan negara. Sila keempat mengajarkan bahwa keputusan yang diambil harus melalui musyawarah dan mufakat, sehingga mencerminkan kehendak rakyat secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan semangat pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang menegaskan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan diwujudkan melalui pemilihan umum. Dengan demikian, sila keempat Pancasila memiliki hubungan yang erat dengan pokok pikiran pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Sila keempat menekankan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam proses pengambilan keputusan negara, yang sejalan dengan semangat pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang menegaskan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.