Liburan: Sebuah Dilema Bagi Kuli Bangunan **

Liburan, bagi sebagian orang, merupakan momen yang ditunggu-tunggu. Waktu untuk melepas penat, bersantai, dan menikmati waktu bersama keluarga. Namun, bagi seorang kuli bangunan seperti saya, liburan justru menjadi dilema tersendiri. Saat orang-orang sibuk merencanakan liburan ke tempat wisata, saya justru sibuk mencari alasan untuk tidak ikut berlibur. "Liburan? Ah, mending kerja aja," begitu pikir saya. Bukan karena saya tidak ingin berlibur, tetapi karena realitas kehidupan sebagai kuli bangunan yang mengharuskan saya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bayangkan, saat orang-orang menikmati liburan di pantai, saya masih harus berjibaku dengan panas terik matahari dan debu di lokasi proyek. Saat orang-orang bersenang-senang di taman hiburan, saya masih harus bergelut dengan semen dan batu bata. "Liburan? Buat apa? Toh, uangnya juga habis buat beli tiket dan makan," begitu kata teman saya. Memang benar, liburan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebagai kuli bangunan, penghasilan saya tidaklah besar. Setiap rupiah yang saya dapatkan harus digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, di balik semua itu, ada rasa rindu yang terpendam di hati. Rindu untuk merasakan indahnya liburan, untuk menikmati waktu bersama keluarga, untuk sejenak melupakan beban hidup. Mungkin, suatu saat nanti, saya bisa merasakan indahnya liburan. Mungkin, suatu saat nanti, saya bisa menikmati waktu bersama keluarga tanpa harus memikirkan beban hidup. Pesan:** Meskipun hidup sebagai kuli bangunan penuh dengan tantangan, semangat dan harapan untuk meraih kebahagiaan tetap ada. Semoga suatu saat nanti, saya bisa merasakan indahnya liburan seperti orang lain.