Pentingnya Konsistensi dalam Beribadah dan Berperilaku

Konsistensi merupakan salah satu aspek penting dalam beribadah dan berperilaku dalam agama Islam. Konsistensi ini mencakup perilaku yang selaras dengan ajaran agama, terutama dalam menjalankan ibadah dan berinteraksi dengan sesama. Dalam konteks ini, kita akan melihat beberapa pernyataan tentang perilaku individu dan menentukan mana yang lebih selaras dengan prinsip iman, Islam, dan ihsan. Pernyataan a) menyatakan bahwa Mahmud hanya mengerjakan salat Jumaah saat berada di sekolah dan ketika dilihat oleh guru dan teman-temannya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Mahmud hanya beribadah secara terpaksa dan hanya demi mendapatkan pengakuan dari orang lain. Ini jelas tidak mencerminkan konsistensi dalam beribadah, karena seharusnya salat dilakukan dengan niat yang tulus dan hanya untuk mengharap ridha Allah. Pernyataan b) menyatakan bahwa Mamad selalu berbuat baik dan berkata jujur, tetapi tidak pernah salat. Meskipun Mamad memiliki perilaku yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain, namun tidak menjalankan ibadah salat menunjukkan ketidak konsistensian dalam beribadah. Salat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim, oleh karena itu, tidak menjalankannya dapat dikatakan tidak konsisten dengan prinsip agama. Pernyataan c) menyatakan bahwa Malik senantiasa mendirikan salat, berkata baik, dan rajin bersedekah. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Malik memiliki konsistensi dalam beribadah dan perilaku. Dia menjalankan ibadah salat dengan konsisten, berinteraksi dengan baik dengan orang lain, dan juga rajin bersedekah. Ini menunjukkan keselarasan dengan prinsip iman, Islam, dan ihsan. Pernyataan d) menyatakan bahwa Maman selalu istiqamah dalam beribadah dan gemar membantu orang lain. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Maman memiliki konsistensi dalam beribadah dan perilaku. Dia beribadah secara konsisten dan juga gemar membantu orang lain. Ini juga mencerminkan keselarasan dengan prinsip iman, Islam, dan ihsan. Pernyataan e) menyatakan bahwa Marwan adalah ketua Rohis di sekolah tetapi sering berbohong kepada orang tua. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Marwan memiliki ketidak konsistensian dalam perilaku. Meskipun dia memiliki peran penting di sekolah sebagai ketua Rohis, namun perilaku berbohong kepada orang tua tidak mencerminkan konsistensi dalam berperilaku. Berbohong bertentangan dengan ajaran agama dan prinsip ihsan. Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku yang lebih selaras dengan prinsip iman, Islam, dan ihsan adalah perilaku dari Malik dan Maman (Jawaban A). Keduanya menunjukkan konsistensi dalam menjalankan ibadah dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Konsistensi ini mencerminkan keselarasan dengan prinsip-prinsip agama dan prinsip ihsan yang mengharuskan individu untuk beribadah dengan tulus dan berperilaku baik dalam segala aspek kehidupan.