Pertempuran di Bawah Langit Awan **

Sinar mentari pagi menyinari Kerajaan Cahaya, menerangi latihan Ria, putri bungsu Ratu Shani. Usianya baru sembilan tahun, namun semangatnya membara saat ia mengarahkan anak panah ke sasaran. Di sisi lain, di Kerajaan Kegelapan, Pangeran Rafel, adik Ratu Gracia, juga berlatih dengan tekun. Pedangnya menari-nari, memantulkan cahaya redup dari api unggun. Tiba-tiba, langit berubah kelabu. Awan gelap menyelimuti kedua kerajaan, dan dari balik awan, muncul pasukan Kerajaan Awan yang dipimpin Ratu Zee. Serangan mereka datang tanpa peringatan, menghantam Ria dan Rafel yang masih muda dan belum berpengalaman. Ria terjatuh, panahnya terlepas dari genggamannya. Rafel terhuyung, pedangnya terhempas ke tanah. Ratu Zee, dengan kekuatannya yang luar biasa, dengan mudah mengalahkan kedua anak muda itu. Ratu Shani dan Ratu Gracia, yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan, langsung bereaksi. Mereka bergegas menuju anak-anak mereka, amarah membara di mata mereka. Pertempuran sengit pun terjadi, mengguncang kedua kerajaan. Di tengah hiruk pikuk pertempuran, Ria dan Rafel terbaring lemah. Mereka melihat ke langit, berharap keajaiban terjadi. Wawasan:** Kisah ini mengajarkan kita bahwa kekuatan sejati bukan hanya terletak pada fisik, tetapi juga pada tekad dan semangat. Ria dan Rafel, meskipun kalah, tetap teguh dalam menghadapi bahaya. Mereka adalah simbol harapan, bahwa bahkan dalam situasi terburuk, semangat pantang menyerah akan selalu ada.