Sistem Ekonomi Pancasila: Solusi untuk Tantangan Ekonomi Global

Pendahuluan:

FGD "Terapan Ekonomi Pancasila pada Desa Berdikari" yang diadakan oleh Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila bersama Unsur Rektorat Universitas 17 Agustus 1945 dan Kampus Desa Emas telah membahas pentingnya memasukkan sistem ekonomi Pancasila dalam kurikulum dan bahan ajar. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, pembangunan karakter dan menjaga nasionalisme menjadi fokus utama.

Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Sistem Ekonomi Pancasila:

Pembangunan karakter merupakan langkah awal yang penting dalam menjaga dan menyukseskan sistem ekonomi Pancasila. Dalam acara FGD tersebut, Ir. Prakoso, M.M. Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan, menyatakan bahwa pembangunan karakter perlu dimulai sejak tataran pendidikan. Dengan memasukkan sistem ekonomi Pancasila dalam kurikulum dan bahan ajar, diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi dasar dari sistem ini. Dalam menghadapi tantangan ekonomi global, sistem ekonomi Pancasila dapat menjadi solusi yang efektif dengan tetap memperhatikan aspek kemanusiaan.

Komitmen dalam Melaksanakan Sistem Ekonomi Pancasila:

Prof. Adji Samekto, S.H., M.Hum. Deputi Bidang Pengkajian dan Materi, menjelaskan bahwa sistem ekonomi Pancasila telah tercantum dalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945. Namun, untuk menerapkan sistem ini secara murni, diperlukan komitmen yang kuat dari pembuat kebijakan. Undang-Undang Dasar sebagai alat social engineering berfungsi untuk mengatur dan mengubah kebijakan, termasuk dalam hal ini adalah penggunaan sistem ekonomi Pancasila. Dengan adanya komitmen yang kuat, sistem ekonomi Pancasila dapat dijalankan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.

Standar dan Kualitas dalam Penerapan Kurikulum dan Bahan Ajar:

Dr. Ir. Arif Budimanta M.Sc., Staf Khusus Presiden, menekankan pentingnya adanya standar dan kualitas yang sama dalam penerapan kurikulum dan bahan ajar sistem ekonomi Pancasila di setiap universitas. Hal ini diperlukan untuk menghindari multiinterpretasi yang dapat mempengaruhi pemahaman mahasiswa. Dengan adanya standar yang jelas, mahasiswa sebagai subjek yang mempelajari sekaligus penjaga dan pelaku sistem ekonomi Pancasila di masa depan tidak akan terjebak dalam interpretasi yang beragam. Dengan demikian, sistem ekonomi Pancasila dapat diimplementasikan secara konsisten dan efektif di seluruh perguruan tinggi.

Kesimpulan:

Memasukkan sistem ekonomi Pancasila dalam pendidikan merupakan solusi yang tepat untuk menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan pembangunan karakter, komitmen yang kuat dari pembuat kebijakan, dan adanya standar dan kualitas yang sama dalam penerapan kurikulum dan bahan ajar, mahasiswa dapat menjadi penjaga dan pelaku sistem ekonomi Pancasila yang sukses di masa depan. Dengan mengikuti nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga nasionalisme, sistem ekonomi Pancasila dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan ekonomi Indonesia dalam era globalisasi.