Menjaga Eksistensi Becak: Dari Angkutan Umum ke

Becak kayuh, sebagai moda transportasi tradisional, telah bertahan selama beberapa dekade meskipun menghadapi persaingan yang semakin ketat dari transportasi modern. Dulu, becak kayuh adalah pilihan utama bagi penduduk Surakarta, tetapi seiring waktu, jumlahnya menurun secara signifikan. Saat ini sekitar 300 becak kayuh yang masih beroperasi, dan jumlahnya terus menurun sejak tahun 80-an. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk persaingan dari transportasi online dan kebutuhan perbaikan fisik yang signifikan. Meskipun becak kayuh telah menjadi kurang populer, mereka masih memainkan penting dalam angkutan umum dan wisata. Misalnya, becak kayuh dapat digunakan untuk mengangkut pedagang pasar tradisional, serta wisatawan yang ingin menjelajahi kota. Namun, tarif operasional becak kayuh tidak dapat ditekan hingga bisa bersaing dengan moda transportasi lain, terutama karena mereka masih mengandalkan tenaga manusia yang terbatas. Selain itu, usia para pengemudi becak kayuh juga menjadi kendala utama menurunkan popularitasnya. Rata-rata usia mereka sudah cukup tua, dan tingkat keefektifan mereka dalam menjalankan becak kayuh menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, para pengemudi becak kayuh menyambut baik upaya dari pemerintah Kota Surakarta untuk terus melestarikan becak kayuh di masa depan. Secara keseluruhan, becak kayuh telah menjadi kurang populer dalam beberapa dekade terakhir, tetapi mereka masih memainkan peran penting dalam angkutan umum dan wisata di Surakarta. Dengan upaya dari pemerintah dan m becak kayuh dapat terus bertahan dan menjadi pilihan yang berguna bagi penduduk kota.