Relevansi Qishash dalam Perkembangan Zaman

Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, terdapat sebagian kalangan muslim yang berpendapat bahwa qishash, yaitu hukuman balas dendam dalam Islam, sudah tidak relevan lagi. Mereka berargumen bahwa qishash tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan tidak mempertimbangkan konteks sosial yang berubah. Namun, apakah argumen ini benar-benar dapat diterima? Mari kita telaah lebih lanjut. Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa hukuman qishash dalam Islam bukanlah semata-mata tentang balas dendam, tetapi juga sebagai bentuk keadilan bagi korban dan masyarakat. Qishash bertujuan untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan dan melindungi hak-hak individu. Dalam konteks ini, relevansi qishash tidak dapat dipertanyakan, karena kekerasan dan kejahatan masih ada di masyarakat saat ini. Selain itu, qishash juga memiliki fungsi sebagai efek jera bagi pelaku kejahatan. Dalam kasus perzinaan, misalnya, hukuman qishash dapat menjadi pengingat yang kuat bagi individu yang terlibat dalam tindakan tersebut, baik muslim maupun non-muslim. Hal ini penting untuk menjaga moralitas dan integritas sosial dalam masyarakat. Namun, dalam penerapan qishash, perlu ada pertimbangan yang matang terkait konteks sosial dan keadilan. Islam mengajarkan bahwa hukuman haruslah proporsional dan tidak boleh melanggar hak-hak individu. Oleh karena itu, dalam kasus perzinaan yang melibatkan salah satu pelaku non-muslim, hukuman yang diberikan haruslah sesuai dengan hukum yang berlaku dalam negara tersebut. Islam juga mengajarkan pentingnya toleransi dan pengampunan, sehingga dalam kasus seperti ini, penyelesaian melalui jalur hukum yang berlaku dapat menjadi alternatif yang lebih tepat. Dalam kesimpulan, meskipun ada sebagian kalangan muslim yang berpendapat bahwa qishash sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman, namun relevansi qishash dalam menjaga keadilan dan moralitas tetaplah penting. Penerapan qishash haruslah dilakukan dengan pertimbangan yang matang terkait konteks sosial dan keadilan, serta mengikuti hukum yang berlaku dalam negara tersebut. Islam juga mengajarkan pentingnya toleransi dan pengampunan, sehingga penyelesaian melalui jalur hukum yang berlaku dapat menjadi alternatif yang lebih tepat dalam kasus-kasus yang melibatkan non-muslim.