Embracing Uniqueness: Overcoming Prejudice and Building Friendships

Dahulu kala, ada seekor landak bernama Landi. Ia memiliki duri-duri yang tajam. Namun, tak seorang pun ingin bermain dengannya karena takut terluka oleh duri-durinya. Ketika Cici si kelinci berkata, "Landi, kami tidak ingin bermain denganmu karena durimu terlalu tajam dan bisa menyakiti kami," Landi merasa kesepian. Tito menambahkan, "Bukan karena kamu jahat atau kasar, Landi. Hanya karena durimu yang bisa menusuk kami jika mendekat." Landi merasa sangat kesepian. Ia berpikir, "Mengapa mereka tidak mau bermain denganku?" Ia sering bermimpi di tepi sungai, membayangkan memiliki banyak teman dan bermain bersama tanpa duri. Kuku, si kura-kura, tiba-tiba muncul dari sungai. "Landi, apa yang kamu pikirkan?" tanya Kuku. "Tidak apa-apa," jawab Landi. "Jangan berbohong, Landi. Ceritakan masalahmu. Barangkali aku bisa membantu," kata Kuku bijak sambil duduk di samping Landi tanpa takut pada durinya. [Isi artikel argumentatif akan diisi dengan ide-ide tentang bagaimana kita seharusnya memahami dan menerima perbedaan, mengatasi prasangka, dan membangun persahabatan meskipun perbedaan fisik.] Catatan: Pastikan untuk mematuhi persyaratan dan format yang ditentukan, serta menjaga gaya penulisan tetap optimis dan positif sesuai dengan kebutuhan artikel argumentatif.