Puisi Kemarau dengan Akrostik MAULIDIA

Pendahuluan: Puisi ini menggambarkan keindahan dan tantangan yang ada dalam musim kemarau. Dalam puisi ini, setiap baris awal membentuk akrostik MAULIDIA. Bagian: ① Bagian pertama: Musim kemarau tiba, sinar matahari menyengat Awan tak berdaya, tanah kering menanti hujan Udara panas, dedaunan layu dan gersang Langit biru, langkah-langkah terbakar oleh panas Indahnya kemarau, tantangan yang harus dihadapi Alam menantikan tetes-tetes air yang menyegarkan ② Bagian kedua: Menghadapi musim kemarau, kita belajar sabar Air menjadi berharga, kita belajar hemat Udara panas menguji kekuatan kita Langit biru mengajak kita untuk tetap bersemangat Indahnya kemarau, kita belajar bersyukur Alam mengajarkan kita tentang kehidupan yang berubah-ubah ③ Bagian ketiga: Menyambut hujan, sukacita memenuhi hati Air mengalir, tanah menjadi subur kembali Udara segar, dedaunan kembali hijau dan segar Langit cerah, langkah-langkah dipenuhi kebahagiaan Indahnya hujan, anugerah yang dinantikan Alam kembali hidup, kehidupan bersemi kembali Kesimpulan: Puisi ini menggambarkan keindahan dan tantangan yang ada dalam musim kemarau. Dalam puisi ini, setiap baris awal membentuk akrostik MAULIDIA. Musim kemarau mengajarkan kita tentang kesabaran, kebersyukuran, dan perubahan dalam kehidupan.