Orde Baru dan Politik Identitas: Studi Kasus Etnis dan Agama

3 (187 suara)

Orde Baru, yang berkuasa di Indonesia dari tahun 1966 hingga 1998, merupakan periode yang ditandai oleh kebijakan politik yang kuat dan pengendalian ketat terhadap masyarakat. Selama masa ini, politik identitas, terutama yang berkaitan dengan etnis dan agama, memainkan peran penting dalam pembentukan struktur kekuasaan dan hubungan antar masyarakat. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana politik identitas memengaruhi dinamika sosial dan politik di Indonesia.

Latar Belakang Politik Identitas dalam Orde Baru

Selama Orde Baru, pemerintah menerapkan kebijakan yang mempromosikan identitas nasional yang homogen, dengan menekankan persatuan nasional di atas perbedaan etnis dan agama. Namun, dalam prakteknya, kebijakan ini sering kali digunakan untuk memperkuat dominasi kelompok tertentu, sementara meredam hak-hak kelompok minoritas.

Etnis dan Politik Identitas

Dalam konteks etnis, Orde Baru secara aktif mempromosikan konsep "Pancasila" sebagai landasan ideologis untuk menyatukan beragam kelompok etnis di Indonesia. Namun, hal ini juga menyebabkan penindasan terhadap kelompok etnis minoritas, yang sering kali dianggap sebagai ancaman terhadap kestabilan politik.

Agama dan Politik Identitas

Di sisi agama, Orde Baru juga menggunakan agama sebagai alat untuk memperkuat legitimasi pemerintah. Meskipun agama resmi diakui sebagai bagian integral dari identitas nasional, pemerintah juga membatasi kebebasan beragama dan sering kali menggunakan agama untuk kepentingan politik.

Dampak Politik Identitas terhadap Masyarakat

Dampak dari politik identitas dalam Orde Baru sangat signifikan terhadap masyarakat. Ketegangan antar etnis dan agama sering kali muncul akibat kebijakan yang diskriminatif, yang pada akhirnya memicu konflik sosial dan ketidakstabilan politik.

Perubahan Pasca Orde Baru

Setelah jatuhnya Orde Baru, Indonesia mengalami perubahan yang signifikan dalam dinamika politik identitas. Munculnya gerakan-gerakan sosial dan politik yang memperjuangkan hak-hak etnis dan agama minoritas menjadi lebih terlihat, dan upaya untuk membangun masyarakat yang inklusif semakin diperjuangkan.

Kesimpulan

Dalam konteks Orde Baru, politik identitas, terutama yang berkaitan dengan etnis dan agama, memainkan peran penting dalam pembentukan struktur kekuasaan dan hubungan antar masyarakat. Meskipun kebijakan politik identitas yang diterapkan selama periode ini mencoba untuk menekankan persatuan nasional, namun dalam prakteknya sering kali menimbulkan ketegangan dan konflik. Pasca jatuhnya Orde Baru, upaya untuk membangun masyarakat yang inklusif dan menghormati keragaman identitas semakin menjadi fokus utama dalam dinamika politik Indonesia.