Kejutan dari Mahes

Loh, Laras," aku menengok ke sumber suara yang memanggil namaku. Deg! Itu Mahesa, ngapain sih dia disini? Laki-laki itu selalu menjahiliku saat di sekolah. Maka dari itu, bertemu dengannya saat libur begini adalah sebuah kesialan. Dia biasanya punya seribu cara untuk membuatku naik darah. Aku teringat minggu lalu, tak ada angin, tak ada hujan, dia tiba-tiba mengungkapkan perasaannya kepadaku. "Tunggu Laras, ada yang mau aku omongin ke kamu," dia menghadangku saat baru saja keluar kelas. Sontak saja teman-teman sekelasku yang masih belum pulang menyorakiku. "Ciee… Laras… Mahesa," sambil lewat di depan kami, mereka memasang tampang meledek. Ingin kutonjok saja muka mereka. "Apa?" jawabku dengan nada ketus. "Ish, jangan galak gitu dong" "Kalau mau ngomong ya tinggal ngomong aja" "Aku suka sama kamu," empat kata yang meluncur dari bibirnya itu membuatku kaget dan bergidik ngeri. Akupun tertawa pelan. Dia suka sama aku? Serius? Ndak mungkinlah. Pasti dia sedang menjahiliku lagi. "Pasti kamu lagi ngejahilin aku lagi, iya kan? Ndak lucu Mahesa," "Kali ini aku serius, Laras. Aku cemburu lihat kamu kemarin jalan sama Angga," balasnya membuatku terdiam. Hah? Masa beneran? Penjelasan: Artikel ini berjudul "Kejutan dari Mahesa" dan berfokus pada pengalaman Laras yang terkejut saat Mahesa mengungkapkan perasaannya kepadanya. Artikel ini akan menggunakan gaya deskriptif untuk menggambarkan situasi dan perasaan Laras. Konten akan berfokus pada interaksi antara Laras dan Mahesa, serta reaksi Laras terhadap pengakuan Mahesa. Artikel ini akan menghindari konten yang sensitif seperti percintaan, kekerasan, atau penipuan, dan akan menggunakan gaya penulisan yang optimis dan positif.