Mengapa Dunia Tanpa Fantasi Adalah Dunia yang Membosankan? **

** Dunia kita, dengan segala kompleksitas dan realitasnya, terkadang terasa membosankan. Rutinitas sehari-hari, masalah yang tak kunjung usai, dan kekecewaan yang tak terhindarkan, membuat kita merindukan sesuatu yang lebih. Di sinilah peran fantasi muncul. Fantasi, dengan segala imajinasinya yang liar dan tak terbatas, menawarkan pelarian dari realitas yang membosankan. Fantasi bukan sekadar hiburan semata. Ia adalah jendela menuju dunia baru, tempat kita bisa menjelajahi kemungkinan yang tak terbatas. Melalui fantasi, kita bisa menjadi pahlawan yang menyelamatkan dunia, penjelajah yang menemukan planet baru, atau bahkan makhluk ajaib yang memiliki kekuatan luar biasa. Tentu, ada yang berpendapat bahwa fantasi hanyalah pelarian dari kenyataan. Namun, justru di dalam pelarian ini, kita menemukan inspirasi dan motivasi. Fantasi mengajarkan kita untuk berpikir kreatif, memecahkan masalah dengan cara yang tidak konvensional, dan melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Bayangkan dunia tanpa cerita dongeng, tanpa film fiksi ilmiah, tanpa buku fantasi. Dunia seperti itu akan terasa hampa, monoton, dan membosankan. Fantasi adalah bumbu kehidupan, yang membuat dunia kita lebih berwarna, lebih menarik, dan lebih bermakna. Fantasi bukan hanya untuk anak-anak. Dewasa pun membutuhkan fantasi untuk menjaga semangat dan kreativitas mereka. Melalui fantasi, kita bisa menemukan kembali rasa ingin tahu, rasa kagum, dan rasa percaya diri yang mungkin telah hilang dalam rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi, mari kita rayakan fantasi. Mari kita biarkan imajinasi kita terbang bebas, dan temukan keajaiban yang tersembunyi di balik dunia khayalan. Karena dunia tanpa fantasi adalah dunia yang membosankan, dunia yang kehilangan warna dan makna.