Runtuhnya Benteng Pertahanan Ria **

Udara di ruangan kantor Argantara Natio terasa dingin, bahkan lebih dingin dari biasanya. Ria, si bungsu keluarga Natio, terhuyung masuk dengan tubuh gemetar dan wajah pucat pasi. Air mata mengalir deras di pipinya, membasahi pipi yang biasanya selalu ceria. Shani, kakak pertama Ria, sigap menyambut adiknya. Ia menopang tubuh Ria yang nyaris ambruk, sementara Gracia dan Feni, dua kakak lainnya, menatap Ria dengan tatapan khawatir. "Ria, apa yang terjadi?" tanya Shani dengan suara lembut, berusaha menenangkan adiknya. Ria terisak, suaranya terengah-engah, "Aku... aku di-bully lagi. Mereka... mereka mengejekku, menghina... aku tak kuat lagi." Kata-kata Ria terputus, tubuhnya lemas, dan ia hampir pingsan. Shani dengan sigap membantunya duduk di sofa, sementara Gracia dan Feni berusaha menenangkan Ria. "Tenang, Ria. Ceritakan semuanya," ujar Gracia, tangannya lembut mengelus punggung Ria. Ria menceritakan semua yang terjadi. Ia bercerita tentang ejekan dan hinaan yang ia terima dari teman-temannya, tentang rasa sakit yang menusuk hatinya, tentang rasa takut yang membuatnya tak berdaya. Argantara Natio, sang ayah, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang tegas dan tak kenal ampun, kini terlihat rapuh. Ia menatap Ria dengan mata berkaca-kaca, hatinya teriris melihat penderitaan sang putri. "Ayah... aku takut," lirih Ria, air matanya kembali mengalir deras. Argantara Natio menarik Ria ke dalam pelukannya. Ia merasakan betapa rapuhnya tubuh mungil putrinya, betapa besarnya beban yang dipikulnya. "Ayah akan selalu ada untukmu, Ria. Jangan takut, ayah akan melindungi kamu," bisik Argantara Natio, suaranya bergetar menahan emosi. Di tengah kesedihan dan keputusasaan, Ria merasakan sedikit ketenangan. Ia tahu, ia tidak sendirian. Ia memiliki keluarga yang mencintainya, yang akan selalu ada untuknya. Wawasan:** Kisah Ria mengingatkan kita bahwa bullying bukanlah masalah sepele. Bullying dapat meninggalkan luka mendalam di hati korban, dan bahkan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka. Sebagai orang tua, kita harus peka terhadap tanda-tanda bullying pada anak kita. Kita harus memberikan dukungan dan perlindungan kepada anak-anak kita, agar mereka tidak menjadi korban bullying. Kita juga harus mengajarkan anak-anak kita untuk berani melawan bullying, baik dengan cara melaporkan kepada orang dewasa yang terpercaya, maupun dengan cara membangun rasa percaya diri dan kekuatan mental.