Perkembangan Kesultanan Mataram di Bawah Pemerintahan Sultan Agung

Kesultanan Mataram di Jawa Tengah adalah salah satu kerajaan terbesar pada abad ke-17. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, kesultanan ini mengalami perkembangan yang signifikan. Artikel ini akan membahas tentang penaklukan wilayah, sistem pemerintahan, kontribusi Sultan Agung dalam bidang sastra dan agama, serta kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh kesultanan ini.

Pada masa pemerintahan Sultan Agung, kesultanan Mataram berhasil menguasai beberapa wilayah penting di Jawa. Pasukan South Agong tall berhasil menguasai Surabaya, Madiun, Ponorogo, Blora, dan Bojonegoro. Penaklukan ini membantu mengendalikan pengaruh VOC di Jawa untuk sementara waktu. Meskipun gagal dalam upaya menguasai Batavia, Sultan Agung berhasil membendung pengaruh VOC di Jawa.

Sultan Agung juga melakukan pembagian sistem pemerintahan dalam kesultanan Mataram. Daerah pusat keraton disebut Kutanegara, yang dipimpin oleh patih lebet dan wedana lebet. Daerah sekitar Kutanegara disebut Negara Agung, yang dipimpin oleh patih jawi dan wedana jawi. Daerah di luar Negara Agung diperintah oleh para bupati, sedangkan daerah pesisir diperintah oleh bupati atau syahbandar.

Selain sebagai seorang penguasa, Sultan Agung juga dikenal sebagai seorang ahli politik, sastra, filsafat, dan agama. Ia menyusun karya sastra berjudul Sastra Gending dan kitab undang-undang yang menggabungkan adat istiadat Jawa dan hukum Islam, yang dikenal sebagai Surya Alam. Sultan Agung juga menciptakan kalender Jawa yang menggunakan perhitungan tahun yang sama dengan tahun Hijriah.

Dalam bidang perekonomian, Sultan Agung menerapkan kegiatan agraris dan maritim. Mataram menjadi negara pengekspor beras di bawah pemerintahannya. Namun, setelah Sultan Agung mangkat pada tahun 1645, Mataram mengalami kemunduran karena pemerintahan yang kejam dan lalim oleh putranya, Amangkurat I. Amangkurat I menjalin hubungan yang erat dengan Belanda, bahkan mengizinkan mereka membangun benteng di Mataram. Hal ini menyebabkan negara-negara taklukan Mataram memberontak.

Dalam perkembangan kesultanan Mataram di bawah pemerintahan Sultan Agung, juga terjadi penyebaran agama Islam. Kebudayaan kejawen, yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Jawa asli, Hindu, Buddha, dan Islam, juga berkembang pada masa ini.

Dengan demikian, perkembangan kesultanan Mataram di bawah pemerintahan Sultan Agung memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah Jawa.