Perhitungan Intensitas Cahaya pada Sistem Polaroid

Sistem polaroid adalah salah satu alat yang digunakan untuk memfilter cahaya. Dalam artikel ini, kita akan membahas perhitungan intensitas cahaya untuk sistem polaroid seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.32. Pada dasarnya, sistem polaroid terdiri dari dua polaroid, yaitu polarisator dan analisator. Cahaya alami yang tidak terpolarisasi jatuh pada polarisator pertama dan menghasilkan intensitas cahaya awal, \(I_0\). Namun, setelah melewati polarisator, cahaya tersebut menjadi terpolarisasi dan intensitasnya berkurang menjadi setengah dari intensitas awal, \(I_1 = \frac{1}{2}I_0\). Selanjutnya, cahaya terpolarisasi ini melewati analisator dan menghasilkan intensitas cahaya akhir, \(I_2\). Menurut hukum Malus, hubungan antara \(I_2\) dan \(I_1\) dapat dinyatakan dengan persamaan \(I_2 = I_1 \cos^2 \theta\), di mana \(\theta\) adalah sudut antara sumbu polarisasi polarisator dan analisator. Dengan demikian, intensitas cahaya akhir, \(I_2\), dapat dihitung dengan menggunakan persamaan \(I_2 = \frac{1}{2}I_0 \cos^2 \theta\). Dalam sistem polaroid, intensitas cahaya akhir tergantung pada sudut antara sumbu polarisasi polarisator dan analisator. Ketika sudut ini sejajar, intensitas cahaya akhir maksimum, sedangkan ketika sudut ini tegak lurus, intensitas cahaya akhir minimum. Dengan memahami perhitungan intensitas cahaya pada sistem polaroid, kita dapat memahami bagaimana polaroid bekerja dan bagaimana kita dapat mengontrol intensitas cahaya yang melewati sistem ini. Dalam artikel ini, kita telah membahas perhitungan intensitas cahaya pada sistem polaroid. Dengan menggunakan persamaan \(I_2 = \frac{1}{2}I_0 \cos^2 \theta\), kita dapat menghitung intensitas cahaya akhir berdasarkan sudut antara sumbu polarisasi polarisator dan analisator. Semoga artikel ini bermanfaat dalam memahami prinsip dasar sistem polaroid.