Bagaimana Kitab Sutasoma Merefleksikan Kondisi Sosial Politik Jawa pada Masa Kerajaan Majapahit?

Kitab Sutasoma, sebuah karya sastra Jawa Kuno yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14, merupakan cerminan yang kaya akan kondisi sosial politik Jawa pada masa Kerajaan Majapahit. Melalui narasi yang penuh makna dan simbolisme, kitab ini tidak hanya menyajikan kisah tentang perdamaian dan toleransi antaragama, tetapi juga memberikan gambaran yang mendalam tentang struktur sosial, sistem pemerintahan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Jawa pada masa itu.

Refleksi Struktur Sosial

Kitab Sutasoma menggambarkan struktur sosial Jawa pada masa Majapahit yang terbagi menjadi beberapa lapisan. Di puncaknya terdapat raja, yang merupakan pemimpin tertinggi dan simbol kekuasaan. Di bawahnya terdapat para pejabat kerajaan, seperti menteri, patih, dan senapati, yang membantu raja dalam menjalankan pemerintahan. Masyarakat Jawa pada masa itu juga terbagi menjadi beberapa kasta, seperti Brahmana, Ksatriya, Waisya, dan Sudra, yang masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam masyarakat.

Sistem Pemerintahan dan Kekuasaan

Kitab Sutasoma juga memberikan gambaran tentang sistem pemerintahan Majapahit yang terpusat. Raja memiliki kekuasaan absolut dan bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Sistem pemerintahan ini didukung oleh birokrasi yang kompleks, dengan berbagai jabatan dan tugas yang terstruktur dengan baik. Kitab ini juga menunjukkan bahwa raja memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, serta dalam memelihara hubungan baik dengan negara-negara lain.

Toleransi Antaragama

Salah satu pesan penting yang disampaikan dalam Kitab Sutasoma adalah pentingnya toleransi antaragama. Kisah Sutasoma, seorang pangeran yang menganut agama Buddha, dan Arya Wiraraja, seorang pangeran yang menganut agama Hindu, menunjukkan bahwa perbedaan agama tidak menjadi penghalang bagi persatuan dan kerukunan. Kitab ini menekankan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan kasih sayang, dan bahwa perbedaan keyakinan tidak boleh menjadi sumber konflik.

Nilai-Nilai Moral dan Etika

Kitab Sutasoma juga merefleksikan nilai-nilai moral dan etika yang dianut oleh masyarakat Jawa pada masa Majapahit. Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang menjadi dasar dalam kehidupan masyarakat. Kitab ini juga menekankan pentingnya menghormati orang tua, guru, dan pemimpin, serta pentingnya menjaga kesopanan dan kesusilaan dalam bergaul dengan orang lain.

Kesimpulan

Kitab Sutasoma merupakan sumber sejarah yang berharga untuk memahami kondisi sosial politik Jawa pada masa Kerajaan Majapahit. Melalui narasi yang penuh makna dan simbolisme, kitab ini memberikan gambaran yang mendalam tentang struktur sosial, sistem pemerintahan, nilai-nilai moral, dan toleransi antaragama yang dianut oleh masyarakat Jawa pada masa itu. Kitab ini juga menunjukkan bahwa Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang kuat dan makmur, dengan sistem pemerintahan yang terpusat dan masyarakat yang hidup rukun dan damai.