Dasar Ijma' dalam Fiqh Dakwah: Pentingnya Konsensus dalam Penyebaran Ajaran Islam

Ijma', atau konsensus, merupakan salah satu sumber hukum dalam Islam yang memiliki peran penting dalam fiqh dakwah. Fiqh dakwah sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang benar dan bijaksana. Dalam konteks ini, ijma' berfungsi sebagai landasan dalam menetapkan hukum dan panduan dalam dakwah. Pertama-tama, ijma' memberikan kepastian dan kesatuan dalam ajaran Islam. Ketika para ulama sepakat mengenai suatu masalah, hal itu menunjukkan bahwa pandangan tersebut telah melalui proses diskusi dan kajian yang mendalam. Hal ini membantu umat Islam untuk memiliki panduan yang jelas dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sehari-hari. Selain itu, ijma' juga berfungsi sebagai alat untuk menjaga kemurnian ajar. Dengan adanya konsensus, ajaran yang menyimpang dari ajaran asli Islam dapat dicegah. Hal ini penting untuk menjaga keutuhan dan kebenaran ajaran Islam di tengah masyarakat. Dalam fiqh dakwah, ijma' juga berperan dalam menentukan metode dan cara yang efektif dalam menyebarkan ajaran Islam. Melalui konsensus, para ulama dapat menetapkan metode dakwah yang paling efektif dan sesuai dengan konteks masyarakat. Hal ini membantu dalam menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang bijaksana dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Namun, penting untuk diingat bahwa ijma' tidak selalu mutlak. Ada kasus-kasus di mana ijma' dapat diubah atau disempurnakan melalui ijtihad atau penelitian lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Islam adalah dinamis dan dapat berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Sebagai kesimpulan, ijma' dalam fiqh dakwah memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarkan ajaran Islam. Melalui konsensus, umat Islam dapat memiliki panduan yang jelas dan bijaksana dalam menjalankan dakwah. Namun, penting juga untuk terus melakukan ijtihad dan kajian agar ajaran Islam dapat terus berkembang dan relevan dengan konteks masyarakat.