Fungsi Tari Tradisional sebagai Upacar

Tari tradisional tidak hanya hiburan, tetapi juga memiliki berbagai fungsi penting lainnya. Tari upacara ritual adat, penobatan kematian turun-temurun dilakukan dalam suatu budaya, tergantung dari kebudayaan masing-masing daerah yang memegang tradisi tersebut. Berikut beberapa fungsi tari tradisional sebagai upacara: a. Upacara penobatan raja atau kepala adat seperti tari bedaya ketawang dari Jawa Tengah dan tari ganjur dari Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. b. Upacara ritual, dalam fungsi ini tari harus kaidah yang telah turun-temurun dijaga menjadi tradisi. Biasanya tarian ini diselenggarakan pada saat tertentu dan dilakukan oleh orang-orang tertentu pula. Terkadang tari upacara ritual harus menyajikan di tempat-tempat tertentu. Misalnya upacara ritual pembersihan hati (tari lumense dari Sulawesi Tenggara dan tari babukung dari suku Dayak di Kalimantan Tengah), ritual perayaan panen padi (tari rokatenda dari Flores), serta upacara ritual bersifat sakral dan gaib (tari kuda lumping Jawa Tengah). c. Upacara untuk mengobat orang yang sakit, seperti tari bangun adat dari Kalimantan Utara dan tarian belian bawo atau sentiu suku Dayak di Kalimantan Timur. d. Upacara kematian, seperti tari mapeliang dari Sulawesi, tari ma'badong dari suku toraja di Sulawesi Selatan dan tari sigale-gale dari Sumatra Utara. Tari tradisional memiliki peran penting dalam budaya dan masyarakat, dan mereka tidak hanya hiburan, tetapi juga memiliki berbagai fungsi penting lainnya. Melalui tari upacara ritual adat, penobatan kematian turun-temurun, dan lainnya, tari tradisional membantu mempertahankan dan mempromosikan budaya dan tradisi.