Proses Lepasnya Timor Timur dari Indonesi

Timor Timur adalah sebuah wilayah yang terletak di bagian timur Indonesia. Pada tahun 1975, Timor Timur secara resmi menjadi provinsi ke-27 Indonesia setelah mendapatkan pengakuan internasional. Namun, keberadaan Timor Timur di bawah pemerintahan Indonesia tidak berlangsung lama. Proses lepasnya Timor Timur dari Indonesia merupakan peristiwa yang kompleks dan kontroversial. Pada awalnya, Timor Timur adalah bagian dari koloni Portugis. Namun, setelah Portugal mengalami krisis politik dan ekonomi pada tahun 1974, mereka memutuskan untuk mengakhiri kekuasaan kolonial mereka di Timor Timur. Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengklaim wilayah tersebut. Pada tanggal 7 Desember 1975, Indonesia meluncurkan invasi militer ke Timor Timur dengan alasan untuk melindungi rakyat Timor Timur dari ancaman komunis. Namun, invasi ini menuai kontroversi internasional karena dianggap sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Timor Timur. Setelah invasi, Indonesia secara resmi menggabungkan Timor Timur sebagai provinsi ke-27. Namun, keputusan ini tidak diakui oleh PBB dan sebagian besar negara di dunia. Masyarakat internasional mengecam pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh militer Indonesia di Timor Timur. Pada tahun 1999, pemerintahan Indonesia di bawah Presiden BJ Habibie mengadakan referendum di Timor Timur untuk menentukan status politik wilayah tersebut. Hasil referendum menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Timor Timur mendukung kemerdekaan dari Indonesia. Namun, setelah pengumuman hasil referendum, terjadi kekerasan dan konflik di Timor Timur yang dilakukan oleh kelompok pro-integrasi dengan dukungan militer Indonesia. Akibat tekanan internasional dan meningkatnya kekerasan di Timor Timur, pemerintah Indonesia akhirnya setuju untuk menarik pasukan militernya dari wilayah tersebut. Pada tanggal 20 Mei 2002, Timor Timur secara resmi merdeka dan menjadi negara yang terpisah dari Indonesia. Proses lepasnya Timor Timur dari Indonesia merupakan peristiwa yang penuh dengan kontroversi dan konflik. Meskipun Timor Timur akhirnya merdeka, bekas konflik dan pelanggaran hak asasi manusia masih meninggalkan luka yang dalam di masyarakat Timor Timur.