Memahami Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesi

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran vital dalam membentuk jati diri bangsa. Kelima sila tersebut – Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia – merupakan pedoman hidup berbangsa dan bernegara yang saling berkaitan dan tak terpisahkan. Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik individu maupun kelompok, menunjukkan komitmen kita terhadap persatuan dan kemajuan bangsa. Gambar yang menunjukkan pengamalan Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi akan menampilkan berbagai aktivitas masyarakat yang mencerminkan sila-sila tersebut, misalnya gotong royong, toleransi beragama, dan penegakan hukum yang adil. Pasal 1 Ayat (1) UUD NRI 1945 menegaskan Indonesia sebagai negara kesatuan berbentuk republik. Ini berarti Indonesia memiliki satu pemerintahan pusat yang mengatur seluruh wilayah negara, namun dengan otonomi daerah yang terukur. Sistem ini menjamin kesatuan dan persatuan nasional sekaligus memberikan ruang bagi partisipasi daerah dalam pembangunan. Elemen-elemen negara hukum Pancasila meliputi supremasi hukum, perlindungan HAM, kepastian hukum, keadilan, dan kesetaraan di hadapan hukum. Semua warga negara, tanpa terkecuali, harus tunduk pada hukum dan mendapatkan perlindungan hukum yang sama. Indonesia disebut negara berkedaulatan rakyat karena kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh lembaga-lembaga negara yang dipilih oleh rakyat. Rakyat berpartisipasi dalam menentukan kebijakan negara melalui mekanisme demokrasi, seperti pemilu. Perbedaan konsep trias politica Montesquieu dengan John Locke terletak pada penekanannya. Montesquieu menekankan pemisahan kekuasaan secara ketat antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Locke lebih menekankan pada pembatasan kekuasaan penguasa untuk melindungi hak-hak individu. Sistem pemerintahan RIS (Republik Indonesia Serikat) berbeda dengan sistem pemerintahan Indonesia saat ini yang bersifat kesatuan. RIS merupakan federasi negara-negara bagian yang memiliki otonomi yang lebih luas dibandingkan dengan sistem pemerintahan kesatuan saat ini yang menekankan sentralisasi kekuasaan di pemerintah pusat. Kegiatan di kantor pajak daerah merupakan bagian dari penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah, berdasarkan asas dekonsentrasi, yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Soepomo berpendapat bahwa daerah istimewa harus dibentuk berdasarkan kekhasan budaya dan adat istiadat setempat, bukan semata-mata berdasarkan kepentingan politik. Daerah istimewa harus tetap berada dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesimpulan: Memahami Pancasila dan sistem ketatanegaraan Indonesia merupakan kunci untuk membangun bangsa yang maju, adil, dan makmur. Dengan memahami hak dan kewajiban kita sebagai warga negara, kita dapat berkontribusi aktif dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Semoga pemahaman yang lebih dalam akan semakin memperkuat rasa nasionalisme dan kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia.