Analisis Perbedaan Satuan Panjang di Berbagai Kebudayaan

4 (203 suara)

Pada awalnya, manusia menggunakan bagian tubuh mereka sendiri sebagai alat ukur. Jari, tangan, kaki, dan langkah kaki menjadi dasar pengukuran panjang. Namun, setiap budaya memiliki cara unik dalam menginterpretasikan dan menggunakan satuan panjang ini. Artikel ini akan membahas perbedaan satuan panjang di berbagai kebudayaan.

Satuan Panjang dalam Kebudayaan Mesir Kuno

Mesir kuno dikenal memiliki sistem pengukuran yang sangat maju. Satuan panjang yang paling dasar adalah jari, yang setara dengan lebar jari manusia. Dari sini, mereka mengembangkan satuan panjang lain seperti palm (lebar empat jari), span (lebar delapan jari), dan cubit (panjang lengan dari siku hingga ujung jari tengah). Cubit, yang setara dengan sekitar 52,3 cm, menjadi satuan panjang standar dalam pembangunan piramida dan struktur lainnya.

Satuan Panjang dalam Kebudayaan Romawi Kuno

Romawi kuno juga memiliki sistem pengukuran yang kompleks. Satuan panjang dasar mereka adalah digitus, yang setara dengan lebar jari. Dari digitus, mereka mengembangkan satuan panjang lain seperti pes (kaki), yang setara dengan 12 digitus atau sekitar 29,6 cm. Satuan panjang lainnya adalah passus, yang setara dengan dua langkah atau sekitar 1,48 meter. Passus menjadi satuan panjang standar dalam pembangunan jalan dan struktur militer.

Satuan Panjang dalam Kebudayaan Cina Kuno

Cina kuno memiliki sistem pengukuran yang berbeda dari Mesir dan Romawi. Satuan panjang dasar mereka adalah cun, yang setara dengan lebar jari. Dari cun, mereka mengembangkan satuan panjang lain seperti chi (10 cun atau sekitar 33,3 cm) dan zhang (10 chi atau sekitar 3,33 meter). Zhang menjadi satuan panjang standar dalam pembangunan tembok besar dan struktur lainnya.

Satuan Panjang dalam Kebudayaan Jepang Kuno

Jepang kuno memiliki sistem pengukuran yang unik. Satuan panjang dasar mereka adalah sun, yang setara dengan lebar jari. Dari sun, mereka mengembangkan satuan panjang lain seperti shaku (10 sun atau sekitar 30,3 cm) dan ken (6 shaku atau sekitar 1,82 meter). Ken menjadi satuan panjang standar dalam pembangunan kuil dan struktur lainnya.

Dalam penutup, setiap kebudayaan memiliki cara unik dalam menginterpretasikan dan menggunakan satuan panjang. Meski berbeda, semua sistem ini memiliki satu kesamaan: mereka semua berasal dari bagian tubuh manusia. Ini menunjukkan bahwa, meski berbeda, semua kebudayaan memiliki cara yang sama dalam memahami dunia: melalui tubuh mereka sendiri.