Perjalanan Hidupku: Dari Lembata ke Timor Leste
Saya Azalia, yang akrab disapa Aza oleh teman-teman saya, lahir pada hari Minggu, 30 Mei 2010, di Lembata. Saya anak bungsu dari dua saudara, Ainun Huda gimnastiar, yang lebih tua dari saya sekitar 8 tahun. Kami adalah anak dari Bapak Adhit dan Almarhumah Ibu Nella. Saya berasal dari keluarga Jawa yang tinggal di Lembata, tepatnya di Balauring, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, NTT. Saat itu, saya tinggal bersama Bapak, Ibu, kakak, dan paman saya. Rumah saya terletak di sebelah lorong rumah jabatan Bupati Lembata. Pada usia 5 tahun, saya dan Ibu pindah ke daerah asal kami, Kota Lamongan, Jawa Timur. Sementara itu, Bapak menunggu kakak saya menyelesaikan sekolah di Lembata, beberapa bulan kemudian, Bapak dan kakak saya bergabung dengan kami di Lamongan. Sayangnya, setelah satu tahun, kami kehilangan Ibu. Kehilangan itu sangat menyedihkan dan berdampak besar pada keluarga saya. Semuanya menjadi suram dan kebahagiaan saya hilang. Pada tahun 2017, Bapak memutuskan untuk merantau ke Timor Leste, dan saya, yang masih muda pada saat itu, dititipkan kepada kakak dari Ibu, yang saya kenali sebagai Mama. Itu seperti saya mendapatkan keluarga baru, termasuk Mama, Bapak besar, dan dua kakak laki-laki. Saya kemudian pindah ke Larantuka untuk bergabung dengan mereka, dan kami telah tinggal bersama selama 9 tahun sejak itu. Bapak dan kakak kandung saya sering mengunjungi saya di Larantuka untuk melihat bagaimana kehidupan saya. Mereka biasanya mengunjungi saya setiap dua tahun sekali. Bapak juga tidak pernah melupakan untuk mengirimkan uang untuk membeli kebutuhan saya setiap bulannya. Meskipun kami terpisah oleh jarak yang jauh, kami selalu menunjukkan rasa sayang dengan cara kami sendiri. Perjalanan hidup saya telah penuh dengan perubahan dan tantangan, tetapi saya bersyukur atas keluarga dan teman-teman yang selalu ada di sisiku.
4 (318 suara) 
