Konflik Suku Aceh dengan Suku Jawa di Aceh: Sebuah Analisis Argumentatif

Konflik antara suku Aceh dengan suku Jawa di Aceh telah berlangsung sejak lama. Konflik ini dipicu oleh perasaan ketidakpuasan masyarakat Aceh terhadap pemerintahan yang dianggap didominasi oleh suku Jawa pada masa Orde Baru. Hal ini menyebabkan meningkatnya rasisme dan konflik antara kedua suku.

Pada masa Orde Baru, pemerintahan yang dipimpin oleh orang Jawa dan tinggal di Aceh, memicu ketidakpuasan masyarakat Aceh. Masyarakat Aceh merasa bahwa pemerintahan ini tidak memberikan perhatian yang sebanding dengan jasa-jasa perjuangan masyarakat Aceh pada zaman dahulu. Hal ini membuka luka lama dan memicu meningkatnya konflik antara suku Aceh dan suku Jawa.

Warga Aceh yang tidak menyukai pendatang, terutama yang berasal dari suku Jawa, berusaha mengusir mereka dari "Tanah Rencong" sebutan untuk Aceh. Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pun muncul sebagai gerakan separatis yang ingin mengusir masyarakat pendatang dari tanah Aceh dan memisahkan diri dari negara Indonesia.

Konflik ini tidak hanya menyebabkan ketegangan antara suku Aceh dan suku Jawa, tetapi juga menimbulkan banyak korban jiwa. Setidaknya 15.000 orang menjadi korban akibat konflik ini.

Dalam analisis argumentatif ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai akar konflik antara suku Aceh dan suku Jawa di Aceh, serta dampaknya terhadap masyarakat Aceh dan hubungan antara kedua suku tersebut.