Membangun Pendidikan Inklusif di Yogyakarta Melalui Integrasi Budaya Lokal

Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan masyarakat. Di era abad ke-21, pendidikan harus berpihak pada peserta didik dan memerdekakan mereka dalam proses pembelajaran. Di Yogyakarta, terdapat sebuah sekolah mitra tempat saya melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah berhasil mengintegrasikan pendidikan berdasarkan budaya lokal. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan tentang projek perubahan yang relevan dengan budaya Yogyakarta dan berfokus pada pendidikan inklusif yang memerdekakan peserta didik. Sekolah mitra ini telah menerapkan beberapa nilai budaya lokal dalam pendidikan mereka. Salah satunya adalah menerapkan senyum, sapa salam, sopan, dan santun dalam berinteraksi antara guru dan murid. Hal ini menciptakan lingkungan yang ramah dan menyenangkan bagi peserta didik, sehingga mereka merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa dalam berinteraksi juga menjadi salah satu ciri khas sekolah ini. Dengan menggunakan bahasa Jawa, peserta didik dapat memperkaya kosakata mereka dan memahami nilai-nilai budaya lokal. Selain itu, sekolah ini juga memasukkan elemen budaya lokal seperti batik dan rumah adat dalam pembelajaran. Melalui penggunaan batik, peserta didik dapat belajar tentang seni dan budaya Yogyakarta. Mereka juga diajak untuk mengenal rumah adat sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan. Dengan cara ini, sekolah ini berhasil menciptakan pembelajaran yang lebih beragam dan menarik bagi peserta didik. Projek perubahan ini dapat dilakukan dengan pendekatan case-based atau project-based. Dalam pendekatan case-based, peserta didik akan diberikan studi kasus yang berkaitan dengan budaya lokal Yogyakarta. Mereka akan diminta untuk menganalisis dan mencari solusi yang relevan dengan konteks budaya tersebut. Sedangkan dalam pendekatan project-based, peserta didik akan diberikan proyek nyata yang melibatkan budaya lokal Yogyakarta. Mereka akan bekerja dalam tim untuk merencanakan dan melaksanakan proyek tersebut, sehingga mereka dapat belajar secara aktif dan terlibat langsung dalam kegiatan budaya. Dengan mengintegrasikan pendidikan berdasarkan budaya lokal, sekolah ini telah berhasil menciptakan pendidikan inklusif yang memerdekakan peserta didik. Peserta didik tidak hanya belajar tentang materi pelajaran, tetapi juga belajar tentang nilai-nilai budaya dan mengembangkan keterampilan sosial mereka. Melalui projek perubahan ini, diharapkan pendidikan inklusif yang berpihak pada peserta didik dapat lebih diterapkan di berbagai sekolah di Yogyakarta. Dalam kesimpulan, integrasi budaya lokal dalam pendidikan merupakan langkah yang penting untuk menciptakan pendidikan inklusif yang memerdekakan peserta didik. Sekolah mitra tempat saya melakukan PPL di Yogyakarta telah berhasil mengimplementasikan pendidikan berdasarkan budaya lokal dengan menerapkan nilai-nilai budaya dalam interaksi, menggunakan bahasa Jawa, dan memasukkan elemen budaya lokal dalam pembelajaran. Projek perubahan yang relevan dengan budaya Yogyakarta dapat dilakukan dengan pendekatan case-based atau project-based. Dengan cara ini, diharapkan pendidikan inklusif yang berpihak pada peserta didik dapat lebih diterapkan di berbagai sekolah di Yogyakarta.