Keberhasilan Silangan Mangga Berkulit Hijau Berbuah Bulat dengan Mangga Berkulit Kuning Berbuah Lonjong dalam Menghasilkan Mangga Berkulit Hijau Berbuah Bulat

Silangan antara mangga berkulit hijau berbuah bulat (HHBB) dengan mangga berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb) menghasilkan mangga berkulit hijau berbuah bulat (HhBb). Namun, bagaimana kemungkinan keturunan ke-2 (F2) berkulit kuning berbuah lonjong? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami prinsip pewarisan sifat pada silangan mangga. Pewarisan sifat pada silangan mangga mengikuti hukum Mendel, di mana sifat-sifat ditentukan oleh alel-alel yang ada pada gen-gen yang terlibat dalam silangan. Pada silangan antara mangga berkulit hijau berbuah bulat (HHBB) dengan mangga berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb), kita dapat melihat bahwa mangga berkulit hijau berbuah bulat (HhBb) merupakan hasil silangan antara mangga berkulit hijau berbuah bulat (HHBB) dengan mangga berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb). Dalam silangan F1, keturunan yang dihasilkan akan memiliki alel-alel yang berbeda pada gen-gen yang terlibat. Oleh karena itu, dalam silangan F2, ada kemungkinan keturunan berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb) muncul. Namun, untuk mengetahui persentase kemungkinan keturunan berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb) dalam silangan F2, kita perlu memperhatikan prinsip pewarisan sifat pada silangan. Dalam silangan F2, ada kemungkinan terjadi perpaduan alel-alel yang berbeda pada gen-gen yang terlibat, sehingga menghasilkan berbagai kombinasi alel pada keturunan. Untuk menghitung persentase kemungkinan keturunan berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb) dalam silangan F2, kita dapat menggunakan hukum pewarisan sifat Mendel. Dalam hukum Mendel, persentase kemungkinan keturunan dengan sifat tertentu dapat dihitung dengan menggunakan persentase peluang. Namun, untuk menghitung persentase peluang tersebut, kita perlu mengetahui alel-alel yang dimiliki oleh mangga dalam silangan F1. Jika kita mengetahui alel-alel yang dimiliki oleh mangga dalam silangan F1, kita dapat menggunakan aturan peluang untuk menghitung persentase kemungkinan keturunan berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb) dalam silangan F2. Dalam kasus ini, karena kita tidak memiliki informasi tentang alel-alel yang dimiliki oleh mangga dalam silangan F1, kita tidak dapat menghitung persentase kemungkinan keturunan berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb) dalam silangan F2 secara pasti. Namun, berdasarkan pengetahuan kita tentang prinsip pewarisan sifat pada silangan mangga, kita dapat menyimpulkan bahwa kemungkinan keturunan berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb) dalam silangan F2 tidak akan mencapai 100%. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi alel-alel yang terlibat dalam silangan F2, yang dapat menghasilkan berbagai kombinasi alel pada keturunan. Dengan demikian, meskipun ada kemungkinan keturunan berkulit kuning berbuah lonjong (hhbb) dalam silangan F2, persentase kemungkinan tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti tanpa informasi tentang alel-alel yang dimiliki oleh mangga dalam silangan F1. Dalam kesimpulan, silangan antara mangga berkulit hijau berbuah bulat dengan mangga berkulit kuning berbuah lonjong dapat menghasilkan keturunan berkulit kuning berbuah lonjong dalam silangan F2. Namun, persentase kemungkinan keturunan tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti tanpa informasi tentang alel-alel yang dimiliki oleh mangga dalam silangan F1.