Tantangan KPK dalam Menangkap Harun Masiku: Ujian untuk Menegakkan Hukum Tanpa Tebang Pilih

Kasus Harun Masiku telah menjadi ujian bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menegakkan hukum tanpa tebang pilih. Setelah empat tahun penetapan tersangka korupsi terhadap Harun Masiku, politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, KPK belum berhasil menangkapnya. Hal ini menimbulkan dugaan adanya keterlibatan pejabat teras di balik kasus ini sehingga KPK tidak serius memburu Harun Masiku. Pada 9 Januari 2020, Harun Masiku ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menyuap mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait hasil Pemilu 2019. Ia diduga menyuap anggota KPU sebesar Rp 1,5 miliar agar dapat ditetapkan sebagai anggota DPR RI. Namun, selama empat tahun pelarian, Harun Masiku belum berhasil ditangkap oleh KPK. Kurnia Ramadhana, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), menyatakan bahwa empat tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mengejar seorang koruptor seperti Harun Masiku. Menurutnya, KPK tidak sungguh-sungguh dalam mencari kader PDI-P tersebut. Kurnia juga berpendapat bahwa KPK seharusnya bekerja sama dengan Bareskrim Polri atau interpol untuk mempercepat penangkapan Harun Masiku. Dugaan adanya keterlibatan pejabat teras di balik kasus ini juga menjadi alasan mengapa KPK tidak berani bertindak. Selama pelarian, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Siapa yang menanggung biaya hidup Harun Masiku dan siapa yang membantu dia kabur juga harus diproses hukum. Jika Harun Masiku ditangkap, semua modus dan aktor di baliknya akan terungkap, termasuk sumber dana yang digunakan untuk menyogok KPU. Oleh karena itu, penting bagi KPK untuk terus berupaya menangkap Harun Masiku dan mengungkap seluruh fakta terkait kasus ini. Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, menyatakan bahwa pihaknya terus berusaha mencari dan menangkap Harun Masiku. KPK telah membangun kerja sama dengan penegak hukum lain baik di dalam negeri maupun dengan negara lain. Meskipun belum ada informasi mengenai kematian Harun Masiku, KPK tetap berupaya mencari keberadaannya. Terakhir, Harun Masiku diketahui berada di salah satu negara di Asia Tenggara. Kasus Harun Masiku juga menjadi salah satu tunggakan kasus yang harus diselesaikan oleh KPK menjelang berakhirnya masa kepemimpinan komisioner periode ini. Ketua Dewan Pengawas (Dewas) KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean, selalu mempertanyakan perkembangan kasus Harun Masiku. Hal ini menunjukkan bahwa KPK tidak mengabaikan kasus ini dan tetap berkomitmen untuk menegakkan hukum tanpa tebang pilih. Dalam menghadapi tantangan ini, KPK perlu terus meningkatkan kerja sama dengan instansi terkait dan memperkuat strategi penangkapan. Kasus Harun Masiku harus menjadi momentum bagi KPK untuk membuktikan bahwa mereka dapat menegakkan hukum dengan adil dan tanpa pandang bulu. Hanya dengan menangkap Harun Masiku, KPK dapat mengungkap seluruh jaringan korupsi yang terlibat dalam kasus ini dan memberikan keadilan kepada masyarakat. Dalam kesimpulan, kasus Harun Masiku merupakan ujian bagi KPK dalam menegakkan hukum tanpa tebang pilih. KPK harus terus berupaya menangkap Harun Masiku dan mengungkap seluruh fakta terkait kasus ini. Kerja sama dengan instansi terkait dan penguatan strategi penangkapan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. Dengan men