Hubungan antara Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial-Humanior

Pada materi awal dari bab ini, kita telah mempelajari bahwa ilmu sejarah dan ilmu sosial-humaniora memiliki perbedaan dalam penekanan diakronis dan sinkronisnya. Meskipun keduanya bersifat diakronis dan sinkronis, ilmu sejarah cenderung lebih fokus pada aspek diakronis, sementara ilmu sosial-humaniora cenderung lebih fokus pada aspek sinkronis. Namun, kedua disiplin ilmu ini memiliki kekhasan masing-masing dalam cara pandang, teori, dan metode dalam mengkaji fenomena sosial. Objek kajian dari ilmu sosial dan humaniora adalah manusia dan lingkungan. Kedua disiplin ilmu ini melihat manusia sebagai individu dan kelompok, dan keduanya memiliki sejarah kelahiran yang berbeda. Dalam filsafat ilmu pengetahuan, hal ini disebut sebagai ontologi, sementara cara ilmu tersebut dipelajari disebut sebagai epistemologi. Adapun nilai atau guna dari suatu ilmu yang dipelajari disebut sebagai aksiologi. Ketiga hal ini membedakan satu ilmu dengan yang lain, sehingga masing-masing ilmu sosial-humaniora memiliki filsafat ilmu yang berbeda. Meskipun memiliki perbedaan, ilmu sejarah dan ilmu sosial-humaniora saling membutuhkan. Ketika kita mempelajari semua materi dari buku ini, termasuk ilmu sejarah, sosiologi, ekonomi, dan geografi yang merupakan bagian dari rumpun ilmu sosial-humaniora, kita akan melihat bahwa ilmu-ilmu tersebut saling mendukung dan melengkapi dalam menjelaskan fenomena kehidupan yang kompleks. Seorang sejarawan bernama Peter Burke dalam karyanya yang berjudul "History and Social Theory" (1991) menjelaskan bagaimana hubungan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial lainnya. Sebelum abad ke-19, terutama pada Abad Pencerahan, hubungan antara sejarawan dan ilmu sosial lainnya tidak begitu erat. Namun, seiring dengan perkembangan pemikiran dan metodologi, hubungan antara kedua disiplin ilmu ini semakin erat dan saling mempengaruhi. Dalam kesimpulan, ilmu sejarah dan ilmu sosial-humaniora memiliki perbedaan dalam penekanan diakronis dan sinkronisnya, namun keduanya saling melengkapi dan mendukung dalam menjelaskan fenomena kehidupan yang kompleks. Hubungan antara kedua disiplin ilmu ini semakin erat seiring dengan perkembangan pemikiran dan metodologi.