Gerakan Separatis di Indonesia: RMS dan Permest

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah gerakan separatisme yang dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil. Gerakan ini bertujuan untuk membentuk negara sendiri dan didirikan pada tanggal 25 April 1950. Pulau-pulau terbesar yang menjadi basis gerakan ini adalah Seram, Ambon, dan Buru. Meskipun RMS di Ambon berhasil dikalahkan oleh militer Indonesia pada bulan November 1950, konflik di Seram masih berlanjut hingga Desember 1963. Setelah kekalahan di Ambon, pemimpin RMS mengungsi ke Belanda dan mendirikan pemerintahan dalam pengasingan pada tahun 1966. Selain RMS, ada juga gerakan separatisme lainnya di Indonesia pada masa itu, yaitu Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PPRI) atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Gerakan ini dipimpin oleh Syarftuddin Prawiranceum dan Ventic Sumual pada tahun 1957-1958 di Sumatra dan Sulawesi. Permesta merupakan bentuk koreksi terhadap pemerintahan pusat yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soekarno. Pemerintah pusat dianggap melanggar undang-undang dan pemerintahan yang sentralistik, sehingga pembangunan di daerah menjadi terabaikan dan menimbulkan ketidakadilan dalam pembangunan. Oleh karena itu, muncul inisiatif untuk memperbaiki pemerintahan di Indonesia. Gerakan separatisme RMS dan Permesta merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat pada masa itu. Meskipun gerakan ini tidak berhasil mencapai tujuannya, namun mereka menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.