Legenda Bukit Fafinesu: Sebuah Refleksi Kerinduan dan Kehilangan **

** Kisah Bukit Fafinesu di Kabupaten Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, menyimpan makna mendalam tentang kerinduan dan kehilangan. Legenda ini menceritakan tentang tiga bersaudara, Saku, Abatan, dan Seko, yang kehilangan orang tua mereka sejak kecil. Kehilangan ini meninggalkan luka mendalam di hati Seko, si bungsu, yang merindukan kasih sayang orang tuanya. Rasa rindu Seko yang mendalam tergambar dalam pertanyaannya kepada Saku, "Kak Saku, ke manakah ayah dan ibu pergi? Kenapa mereka tidak pernah datang kemari?". Pertanyaan ini menunjukkan betapa besarnya kerinduan Seko terhadap orang tuanya. Ia ingin merasakan kasih sayang dan kehadiran mereka dalam hidupnya. Saku, sebagai kakak sulung, berusaha menenangkan hati Seko dengan dongeng tentang orang tua mereka yang sedang pergi jauh. Dongeng ini menjadi simbol harapan dan penghiburan bagi Seko, meskipun sebenarnya ia tahu bahwa orang tuanya telah tiada. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kasih sayang dan kehadiran orang tua dalam kehidupan anak-anak. Kehilangan orang tua di usia muda dapat meninggalkan luka mendalam dan rasa rindu yang tak terobati. Namun, kisah ini juga menunjukkan bahwa kasih sayang dan dukungan dari keluarga dapat membantu meringankan beban kehilangan dan memberikan harapan untuk masa depan. Legenda Bukit Fafinesu menjadi refleksi dari kerinduan dan kehilangan yang dialami oleh banyak orang. Kisah ini mengingatkan kita untuk selalu menghargai kasih sayang orang tua dan keluarga, serta untuk selalu memberikan dukungan kepada mereka yang sedang berduka.