Sejarah Awal Desa Kuwarasan: Dari Hutan Angker Menjadi Perkampungan yang Tenang

Pada jaman dahulu, Desa Kuwarasan terdiri dari hutan dan rawa-rawa yang masih sangat angker dan banyak binatang besar dan buas. Suatu ketika, datang seorang yang sakti dan bijaksana yang bernama Mbah Kuwu, yang asal usulnya belum jelas sampai sekarang. Beliau adalah orang pertama yang tinggal di wilayah ini. Namun, dia tidak mampu membuka perkampungan ini sendiri karena angkernya wilayah tersebut. Setiap orang yang datang ke wilayah ini, jika tidak memiliki kekuatan sakti, akan diganggu oleh setan, jin, binatang buas, dan berbagai macam penyakit. Akibatnya, orang-orang tersebut meninggal atau pindah ke daerah lain sehingga daerah ini menjadi sepi dan tidak ada penghuninya. Mbah Kuwu kemudian meminta bantuan tiga orang untuk membantunya. Ketiga orang tersebut adalah Mbah Ngabehi Ngabdulah Fakih, yang menurut ceritanya adalah keturunan dari Keraton Yogyakarta yang tinggal di Kadipaten Ambal dan pindah ke sini karena berselisih paham dengan Bupati Ambal waktu itu. Yang kedua adalah Mbah Sidakarsa, yang belum diketahui asalnya sampai sekarang. Begitu juga dengan Mbah Zakaria, yang juga belum diketahui asalnya. Ketiga orang ini diminta oleh Mbah Kuwu untuk menetralisir wilayah ini dari gangguan baik yang bersifat mistis maupun non-mistis. Setelah keempatnya berkumpul, diadakan ritual keselamatan dengan menyembelih Kebo Bule Dungkul. Setelah ritual permohonan keselamatan itu dilakukan, wilayah ini menjadi tenang dan orang-orang mulai berdatangan ke wilayah ini, baik yang pernah datang sebelumnya maupun pendatang baru. Dengan demikian, Desa Kuwarasan berhasil bertransformasi dari hutan angker menjadi perkampungan yang tenang. Sejarah awal desa ini menjadi bukti bahwa dengan kekuatan bersama dan upaya yang sungguh-sungguh, kita dapat mengubah kondisi yang sulit menjadi lebih baik.