Anies Baswedan Menjawab Isu Normalisasi Ormas HTI dan FPI

Calon presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan memberikan tanggapan terkait isu normalisasi status organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) jika terpilih dalam Pemilihan Presiden 2024. Dalam sebuah diskusi di The Papandayan Hotel, Anies menjawab pertanyaan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Nasdem, Farhan, mengenai apakah ia akan melakukan normalisasi terhadap HTI dan FPI. Anies menjelaskan bahwa pembubaran FPI dan HTI sudah terjadi dan diputuskan oleh pemerintah. Ia menyatakan bahwa keputusan pemerintah harus dihormati, baik setuju atau tidak setuju. Namun, Anies menekankan pentingnya proses pembubaran organisasi yang harus berdasarkan keputusan pengadilan. Menurutnya, setiap warga negara berhak berserikat dan mendirikan organisasi, namun jika organisasi tersebut melakukan tindakan melawan hukum, maka hukum akan berlaku dan organisasi tersebut akan diadili di pengadilan. Anies juga menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan membubarkan organisasi secara sepihak. Jika sebuah organisasi terbukti melanggar hukum, maka organisasi tersebut akan dihadapkan pada persidangan. Anies berpendapat bahwa keputusan pembubaran harus dilakukan oleh pengadilan, karena ia menghormati institusi pengadilan sebagai bagian dari demokrasi negara. Dalam pandangannya, negara harus dijalankan dengan prinsip demokrasi dan pengadilan yang adil. Dengan demikian, Anies Baswedan menegaskan bahwa jika terpilih sebagai presiden, ia akan menghormati keputusan pembubaran yang telah dilakukan pemerintah, namun juga akan memastikan bahwa proses pembubaran organisasi dilakukan melalui pengadilan. Ia menekankan pentingnya menjunjung tinggi prinsip demokrasi dan menghormati institusi pengadilan dalam menjalankan negara.