Dampak Negatif Ketika Ibadah Hanya Dilakukan untuk Mendapatkan Balasan
Dalam kehidupan beragama, ibadah merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Namun, seringkali orang menjalankan ibadah hanya untuk memenuhi kewajiban dan mendapatkan balasan baik, tanpa benar-benar memperdalam hubungan dengan Allah dan mengembangkan diri menjadi lebih baik. Ketika ibadah hanya dilakukan untuk mendapatkan balasan, dampaknya sangat negatif. Pertama, pelaksanaan ibadah hanya berdampak pada rasa lega karena sudah memenuhi kewajiban, tetapi hubungan dengan Allah tidak tersentuh dan tidak meningkat. Setelah menjalankan ibadah, orang juga tidak menjadi lebih dekat dengan Allah dan pribadi mereka tidak berubah menjadi lebih baik. Selain itu, ketika ibadah hanya dilakukan untuk mendapatkan balasan, moral agama juga terpengaruh. Moral agama yang seharusnya berlandaskan pada maksud dan kehendak Allah, menjadi terlepas dari itu dan berdiri sendiri sebagai perintah dan larangan. Orang melakukan perintah agama bukan karena menghormati Allah dan mematuhi kehendak-Nya, tetapi hanya karena ingin mendapatkan ganjaran atau menghindari hukuman. Akibatnya, orang menjadi enteng dalam melanggar perintah agama. Mereka yakin bahwa betapapun besar kesalahan yang dilakukan, Allah tetap akan mengampuninya. Orang juga tahu bahwa hukuman yang akan ditimpakan atas pelanggaran peraturan agama tidak otomatis terjadi di dunia ini, melainkan menunggu saat kematian yang belum jelas bentuknya. Oleh karena itu, tidak jarang kita melihat banyak orang yang mengaku beragama, namun melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama seperti berbohong, mencuri, merusak, bahkan membunuh. Selain itu, ketika perintah agama hanya dijadikan peraturan semata, orang dapat menjadi munafik. Mereka melaksanakan perintah agama secara lahiriah, tetapi hati mereka jauh dari itu. Mereka hanya melakukannya pada saat-saat tertentu di mana mereka memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan pujian sebagai orang yang baik dalam agama. Sikap legalistis juga dapat muncul ketika perintah agama hanya dianggap sebagai peraturan belaka. Orang melaksanakan peraturan demi peraturan itu sendiri, bukan demi kepentingan yang terkandung di dalamnya. Hal ini membuat orang hanya melaksanakan peraturan yang menyenangkan dan memberikan balasan yang langsung dapat dirasakan, seperti pujian, penghargaan, atau kehormatan dari masyarakat. Sedangkan peraturan yang sebetulnya perlu dilaksanakan, namun tidak menyenangkan, seringkali dihindari. Dalam kesimpulannya, ketika ibadah hanya dilakukan untuk mendapatkan balasan, dampaknya sangat negatif. Hubungan dengan Allah tidak berkembang, moral agama menjadi lepas dari maksud dan kehendak Allah, orang menjadi enteng dalam melanggar perintah agama, dan sikap legalistis muncul. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjalankan ibadah dengan niat yang tulus, menghormati Allah, dan memperdalam hubungan dengan-Nya.
4 (306 suara) 
